Penulis: Cinta Sabrina Pratiwi
Anak anjing baru lahir hingga dewasa akan mengalami banyak perubahan meliputi ukuran, bentuk, serta perilakunya. Pet Mates perlu memahami tahapan dan nutrisi seimbang anak anjing untuk mengetahui apa yang terjadi dan dapat mempersiapkannya secara tepat. Masa pertumbuhan anak anjing dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap pra-sapih, tahap sapih, dan tahap pasca sapih.
Tahap Pra-Sapih
Anak anjing yang baru lahir tidak berdaya, tidak dapat berdiri, tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan sangat bergantung pada induknya selama beberapa minggu awal kehidupannya. Selama tahap ini, idealnya induk akan menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan melalui air susu, kecuali jika induk tidak mampu melakukannya karena penyakit, kematian, atau produksi susu rendah. Pada tahap ini anak anjing memiliki sedikit antibodi maka anak anjing bergantung pada kolostrum yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup untuk mendukung perkembanan yang sehat serta memberikan efek kekebalan pasif terhadap beberapa penyakit selama 4 bulan pertama kehidupan. Selama beberapa minggu pertama, anak anjing sangat membutuhkan susu yang sangat tinggi lemak dan berprotein tinggi. Antara susu yang dihasilkan induk anjing dan susu pengganti dihasilkan hewan lain memiliki perbedaan komposisi dan kadar nutrisi dalam susu pengganti tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan anak anjing (Chastant-Maillard et al., 2017).
Tahap Sapih
Saat tahap ini, umur anak anjing sekitar 3-4 minggu. Anak anjing masih akan tumbuh dengan cepat dan membutuhkan makanan padat yang berenergi dan basah karena giginya masih dalam proses tumbuh. Makanan terhadap anak anjing pada tahap ini harus mudah dicerna untuk menghindar gangguan pencernaan karena diare menjadi masalah umum pada anak anjing (Debraekeleer et al., 2010). Pada tahap ini, anak anjing memasuki fase “celah kekebalan”. Pada fase ini perlindungan anak anjing yang diterima dari induk melalui air susu induk mulai berkurang sehingga rentan terhadap infeksi, terutama infeksi saluran cerna. Kemampuan mereka sendiri untuk mengembangkan sistem kekebalan yang kuat mulai muncul namun belum berkembang sepenuhnya. Selain itu, memisahkan anak anjing dari induknya akan menyebabkan stres yang cukup besar, yang dapat berdampak pada metabolisme, sistem kekebalan, dan fungsi usus. Semua fenomena tersebut dapat menjelaskan kemungkinan diare yang lebih tinggi pada anak anjing dibandingkan pada anjing dewasa (Day, 2007).
Tahap Pasca Sapih
Pada tahap pertumbuhan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu, puppy (fase awal sebelum kematangan reproduksi), dan junior (setelah mencapai kematangan seksual namun masih dalam masa pertumbuhan). Perhatian khusus harus diberikan pada ras besar karena saluran pencernaan mereka relatif kecil, sekitar 2,7% dari keseluruhan berat badan mereka dibandingkan dengan manusia sekitar 11% dan anjing kecil sekitar 7% (Grandjen, 2006). Kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh anak anjing sangat tinggi, ditambah dengan saluran pencernaan yang masih rentan maka dapat diasumsikan bahwa pemberian makanan padat berenergi mungkin bermanfaat bagi anak anjing dan berpotensi mengurani risiko diare sehingga memfasilitasi penyerapan nutrisi yang lebih baik.
Anak anjing selama pasca penyapihan harus tetap memiliki kepadatan energi yang tinggi, daya cerna yang tinggi, dan mematuhi pedoman terbaru FEDIAF selama sisa fase pertumbuhan. Jika pola makan yang diberikan terlalu tinggi energi, laju pertumbuhan akan dipercepat (dan sebaliknya, jika energi yang disediakan terlalu sedikit, laju pertumbuhan akan terhambat), namun tidak ada manfaatnya untuk mempercepat proses pertumbuhan dan dalam jangka panjang (Hedhammer et al., 1974). Anak anjing yang berusia dua hingga empat bulan memiliki fokus nutrisi pada perkembangan struktur tulang maka dari itu mereka membutuhkan kalsium dan fosfor dalam jumlah yang tepat yang mana membantu tulang mereka tumbuh dengan optimal. Anak anjing yang berusia tujuh bulan akan mulai membangun massa ototnya, sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan adalah protein. Kebutuhan protein haruslah dipenuhi dengan tepat yaitu protein yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna untuk memudahkan tubuh mereka menyerap. Rasio protein terhadap kalori harus lebih tinggi pada makanan anak anjing dibanding anjing dewasa. Anak anjing membutuhkan rasio protein yang lebih tinggi karena mereka tumbuh dengan cepat.
Pertumbuhan anak anjing ras kecilakan mulai berhenti di usia delapan hingga sepuluh bulan, namun anak anjing ras besar masih terus tumbuh di usia delapan belas hingga dua puluh empat bulan. Anak anjing ras kecil tumbuh dengan cepat hingga 20 kali berat badannya saat lahir dan anak anjing ras besar tumbuh hingga 100 kalinya, tetapi lebih lambat. Pemberian makanan bernutrisi anak anjing harus selalu disesuaikan dengan tipe anjingnya, ukuran ras, umur, sensitivitas, dan karakteristik ras. Jumlah makanan yang diberikan bergantung pada umur anak anjing, mulai dari empat kali dalam sehari sebelum transisi ke tiga kali dalam sehari, lalu dua kali dalam sehari seiring masa pertumbuhan. Salah satu makanan anak anjing yang tepat dan seimbang yaitu, produk Royal Canin sesuai dengan ukuran ras masing masing anak anjing telah disediakan pada produk ini seperti pada anak anjing mini, maxi, medium, dan giant.
Serta selalu diskusikan kepada dokter hewan terkaitmakanan anak anjing sehingga nutrisinya tepat dan seimbang, Pet Mates!
Referensi:
– Chastant-Maillard,S., Aggouni, C., Albaret, A., Fournier, A. dan Mila, H. (2017). Canine andfeline colostrum. Reprod Domest Anim, 52 (2):148-52.
– Day,MJ. (2007). Immune system development in the dog and cat. J Comp Pathol,137 (1): 10-15.
– Debraekeleer,J., Gross, K. L. dan Zicker, S. C. Feeding Growing Puppies: Postweaning toAdulthood. In Hand, M. S., Thatcher, C. D., Remillard, R. L., Routebush, P,dan Novotny, B. J. Small Animal Clinical Nutrition, 5th Ed. Mark MorrisInstitute, USA.
– Grandjean,D. (2006). Everything you need to know about the role played by Nutrients inthe health of Dogs and Cats. Aniwa Publishing, Paris.
– Hedhammar,A., Wu, F. M., Krook, L., Schryver, H. F., De Lahunta, A., Whalen, J. P.,Kallfelz, F. A., Nunez, E. A., Hintz, H. F., Sheffy, B. E., Ryan, G. D. (1974).Overnutrition and skeletal disease. An experimental study in growing Great Danedogs. Cornell Vet, 64(2):5-160.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.