DELIVERY SAMBAL ROA JUDES JAKARTA

KULINER : LAWANG DJOENDJING – SOLO, Wedangan Urban Di Dalam Galeri Seni.


Pintu berukuran 7×5 meter menyapa para pengunjung wedangan Lawang Djoendjing. Sesuai namanya, pintu itu berbentuk junjing, bahasa Jawa yang berarti tinggi sebelah. Di antara pintu yang tinggi sebelah itu, di samping kanan kirinya terdapat ukiran kepala patung khas khas Kalimantan. Di samping kiri pintu, mata akan dimanjakan sebuah bangunan besar berbentuk joglo campuran motif Jawa dan Bali. Ukiran dan tatahan menghiasi bangunan joglo dua lantai tersebut. Ada gong besar di bagian atapnya. Bangunan ini berdiri dengan gagahnya di atas lahan seluas 1000 m2. Desain interior yang kental dengan seni juga terasa saat kita berada di dalamnya. Ornamen khas Bali serta lukisan-lukisan bermotif batik pada dinding makin menguatkan atmosfer seni. Kursi dan meja dari kayu nangka benar-benar memanjakan mata. Enak dilihat. Banyak spot di dalam dan luar ruangan yang bisa menjadi venue untuk berswafoto.
Setelah mata yang dimanjakan oleh konsep bangunan dan interior desain, giliran lidah yang akan digoda begitu kita masuk ke dalamnya. Para penikmat wisata kuliner atau dalam bahasa Solo kerap disebut dengan keplek ilat pasti bakal terganggu oleh sajian yang dihidangkan. Di sana ada sate kere, sate usus, sate paru, nasi kucing, nasi bandeng, nasi penyet tempe, nasi lada hitam, tahu isi, bakso goreng, dan lainnya. Dengan menu unggulan jadah apolo dan pisang bakar. Dijamin bakal menggugah nafsu untuk menyantapnya. Sedangkan minuman istimewa yang ditawarkan antara lain teh djoendjing dan jahe djoendjing. Harga makanan berkisar Rp 4000 hingga Rp 8000, sedangkan sate kere Rp 25.000. Minuman berkisar Rp 3500 – Rp 9000.
Itulah deretan menu yang ditawarkan oleh wedangan Lawang Djoendjing yang berlokasi di bilangan Kadipiro, Solo. Menamakan diri sebagai wedangan urban, Lawang Djoendjing baru beroperasi awal 2016. Sejak pertama kali dibuka, Lawang Djoendjing sudah mampu menyedot banyak pengunjung. Lawang Djoendjing berbeda dengan wedangan tradisional yang kerap ditemui di pinggir jalan. Konsep berjualan wedangan, yang kerap dikenal dengan nama Hidangan Istimewa Kampung (HIK), biasanya digelar dengan gerobak, diterangi lampu teplok temaram, serta bangku-bangku mengelilingi. Mengingat gerobak menjadi tempat diletakkannya sajian makanan, maka jenis santapan HIK ini menjadi terbatas. Mereka biasanya hanya menjual nasi kucing, tak lebih dari 10 jenis sate dan gorengan. Pun dengan minumannya berkutat antara wedang jahe, wedang teh, atau wedang jeruk.
Hardi Deras, pemilik Lawang Djoendjing mengungkapkan, usaha kuliner ini sejatinya tidak ia rencanakan. Bangunan yang saat ini difungsikan sebagai wedangan awalnya merupakan galeri seni yang mempertontonkan karya 18 tahunnya bekerja dalam bidang advertising outdoor. Galeri ini menjadi saksi jatuh bangun dirinya merintis bisnis iklan outdoor. Bangunan ini sendiri dibangun selama 11 tahun dengan menggunakan dana dari laba bisnis tersebut. Bangunan kerap bongkar pasang agar bisa seiring dengan angan-angan dari Hardi. Seiring waktu, galeri ini biasa dijadikan anak-anak muda untuk nongkrong atau bertemu. Akhirnya, muncul ide untuk memfungsikan galeri ini sebagai tempat usaha wedangan.
Dalam waktu kurang lebih tiga bulan, Hardi yang merupakan lulusan Seni Rupa ISI Solo ini, menyiapkan segala perantinya. Mulai dari alat-alat masak dan perabot hingga manajemen dan penyuplai makanan. Jelang pembukaan, ia memanggil puluhan penyuplai makanan, kemudian melakukan tes rasa. Hal ini perlu dilakukannya mengingat usaha kuliner miliknya ini harus terjamin rasa dan kebersihannya. Hardi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menjadi penyuplai makanan, namun ia menekankan makanan yang disuplai harus memiliki jaminan kualitas rasa.
Tempat yang luas menjadi keuntungan Lawang Djoendjing. Dengan kapasitas 400 orang, saban hari Lawang Djoendjing dikunjungi tak kurang dari 350 pelanggan. Pada saat akhir pekan, pembeli meningkat menjadi sekitar 1000 orang. Di sini para pembeli merasa nyaman dan bisa meluangkan waktu berlama-lama untuk sekedar nongkrong. Anak-anak pun juga bisa bebas bermain. Keunggulan lain yang ditawarkan Hardi tentu saja konsep ruangannya. Berbekal material bahan bekas dari usaha bisnis outdoor-nya, ia mendesain interior ruangannya sendiri.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top