Uncategorized

Kucing Sering Buang Air Kecil? Waspada Inkontinensia Urin!


Penulis: Ghina Kamilah 

 

Sumber: royalcanin.com 

 

Pernahkah Pet Mates melihat kucing terlalu sering buang air kecil?  

 

Kondisi tersebut dapat merujuk pada inkontinensia urin, dimana kucing akan mengeluarkan urin lebih banyak dari biasanya. Hal ini dapat menjadi salah satu tanda adanya gangguan pada kesehatan urinary kucing, lho! 

 

Lalu, bagaimana cara menyikapinya? Simak artikel berikut! 

 

Apa itu Inkontinensia Urin? 

Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin secara tidak disengaja melalui uretra (saluran tempat keluarnya urin). Tanda-tanda klinis yang umum berupa urin keluar secara intermiten atau terus-menerus (Merindol, et al., 2022). 

 

Pada kucing, penyakit ini bisa merupakan masalah bawaan (cacat lahir) atau dapat terjadi karena menahan urin atau buang air kecil.  

 

Dalam fungsi normal, dinding kandung kemih akan rileks sehingga urin dapat terkumpul hingga titik tertentu. Setelah penuh, dinding kandung kemih akan berkontraksi untuk mengosongkan kandung kemih, sementara otot sfingter uretra berelaksasi agar urin dapat mengalir dengan mudah (Thacker, 2023). 

 

Namun, pada kondisi inkontinensia urin, terjadi ketidaknormalan pada proses pengeluaran urin, sehingga urin dapat menggenang terus-menerus / inkontinensia urin (Thacker, 2023). 

 

 

Bagaimana Tanda Kucing yang mengalami Inkontinensia urin? 

Jika kucing Pet Mates menderita inkontinensia, ia mungkin kesulitan buang air kecil dan mungkin mengejan saat melakukannya.  

 

Akibatnya, mereka tidak menyadari saat mereka sedang buang air kecil sehingga mereka dapat membuang air kecil pada tempat yang salah, seperti di luar litter box atau di tempat lain yang tidak seharusnya. 

 

Gejala inkontinensia urin pada kucing bisa sangat bervariasi tergantung penyebabnya, namun Anda mungkin melihat beberapa tanda berikut, yang dirangkum oleh Thacker (2023): 

  • Mengejan saat buang air kecil dan/atau besar 
  • Kucing tidak sadar akan buang air kecil 
  • Urin ditemukan di luar litter box 
  • Jika inkontinensia disebabkan oleh kerusakan otot sfingter ani, mungkin terjadi kemerahan pada anus, bengkak, atau keluar cairan. 
  • Menjilati secara obsesif di antara kaki belakang atau bagian belakang kucing. 

 

Apa yang menyebabkan Inkontinensia urin? 

 

Usia 

Inkontinensia urin pada kucing lanjut usia sering terjadi karena seiring bertambahnya usia, otot-otot di sekitar saluran kemih dan usus menjadi lebih lemah, sehingga kucing kurang dapat mengontrol fungsi tubuhnya dan membuat mereka tidak mampu mencegah keluarnya urin (Royal Canin,  2022). 

 

Gangguan Kognitif 

Kucing senior dan geriatri dapat menderita gangguan kognitif seiring bertambahnya usia – diperkirakan hal ini terjadi pada lebih dari 80% kucing berusia antara 16 dan 20 tahun. 

Hal ini dapat menyebabkan kucing mengalami disorientasi dan lupa di mana benda-benda—seperti tempat kotorannya berada. Hal ini mungkin menjadi penyebab utama inkontinensia kucing senior yang mengakibatkan kucing buang air kecil dan besar di sekitar rumah (Lonc, et al., 2019). 

 

Cedera Tulang Belakang 

Cedera pada tulang belakang dapat mempengaruhi saraf di kandung kemih atau otot sfingter. Penurunan saraf pada dinding kandung kemih memungkinkan kandung kemih terisi berlebihan atau tidak kosong sepenuhnya. Berkurangnya saraf pada sfingter uretra menyebabkan sfingter tidak menutup dengan baik. Sehingga dapat menyebabkan keluarnya urin tanpa disengaja (Lonc, et al., 2019). 

 

Penyumbatan Uretra 

Penyumbatan uretra adalah penyebab paling umum yang terlihat pada kucing. Hal ini terjadi ketika ada suatu benda yang menghalangi aliran urin di uretra sehingga menyebabkan kandung kemih meluap sehingga urin bocor keluar di sekitar sumbatan tersebut (Merindol, et al., 2022) 

 

Radang Sendi 

Dalam beberapa kasus, radang sendi juga dapat menyebabkan inkontinensia urin pada kucing. Jika kucing yang lebih tua menderita osteoartritis, maka kucing akan kesulitan keluar masuk litter box, sehingga kucing Anda mungkin memilih untuk buang air kecil di tempat yang lebih mudah diakses (Royal Canin, 2022). 

 

Diabetes Melitus 

Gejala diabetes melitus, salah satunya adalah produksi urin dalam jumlah besar dan buang air kecil berlebihan, sehingga  dapat menimbulkan kesan inkontinensia urin (Royal Canin, 2022) 

 

Penyakit Bawaan 

Penyebab bawaan terlihat ketika anatomi kandung kemih atau uretra tidak berkembang dengan baik saat kucing masih dalam kandungan, sehingga urin dapat mengalir keluar karena adanya kelainan (Thacker, 2023). 

 

 

 

Bagaimana cara merawat kucing yang mengalami inkontinensia urin?


  • Menjaga Berat Badan Kucing 

Dengan memperbaiki pola makan, maka dapat menjaga berat badan kucing. Berat badan adalah kunci penting banyak penyakit, termasuk penyakit saluran kemih bagian bawah pada kucing dan diabetes. Pastikan untuk memeriksa berat badan kucing Pet Mates (Royal Canin, 2022) 

  • Kualitas Diet yang sehat 

Pemberian diet kucing seperti wet food sangat disarankan untuk menjaga kesehatan saluran kemih kucing dan mencegah munculnya kristal batu yang dapat merusak saluran urinary kucing. Diet khusus untuk mendukung kesehatan dapat diberikan melalui perpaduan serat dan protein (Royal Canin, 2022). 

  • Buat lingkungan tinggal yang bersih  

Untuk mencegah infeksi berkelanjutan, sebaiknya bersihkan lingkungan tempat tinggal kucing Pet Mates secara rutin. Selain itu, tempatkan litter box di tempat yang mudah dijangkau oleh kucing. 

 

 

Perawatan untuk inkontinensia kucing dapat sangat bervariasi tergantung pada penyebab dan gejalanya, namun dokter hewan akan dapat merekomendasikan metode perawatan terbaik untuk kucing Pet Mates. Oleh karena itu, jangan ragu untuk konsultasikan kucing Pet Mates ke dokter hewan, ya!  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi 

Royal Canin. 2022. Urinary Continenence in Cats. Vetfocus.com 

Mérindol I, Dunn M, Vachon C. 2022. Feline urinary incontinence: a retrospective case series (2009–2019). Journal of Feline Medicine and Surgery.;24(6) 

Lonc, K.M., Kaneene, J.B., Carneiro, P.A. and Kruger, J.M., 2020. Retrospective analysis of diagnoses and outcomes of 45 cats with micturition disorders presenting as urinary incontinence. Journal of veterinary internal medicine, 34(1), pp.216-226. 

Thacker, E. B. 2023. Urinary Incontinence In cats. Petmd.com 

 

 


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top