Suatu ketika terdengar kabar kematian dari perempuan tua yang memang sudah berumur, banyak tetangga dan kerabat yang datang dan memberikan ucapan belasungkawa, mereka juga ikut membantu dalam prosesi pemakaman wanita itu. Namun anehnya, sang suami yang merupakan kakek tua itu terus saja menangis dan tidak mau ikut ke pemakaman.
Acara pemakaman tersebut tetap dilakukan walau tanpa kehadiran suaminya, pak kayim memimpin acara pemakaman dengan cepat karena waktu sudah sore dan langit juga terlihat agak mendung. Setelah selesai menguburkan jenazah wanita itu, sebagian orang pulang ke rumah dan sebagian lagi menuju ke rumah kakek tersebut untuk menghiburnya, begitu pula dengan pak kyai dan pak kayim yang mencoba menghibur kakek itu.
Terjadi percakapan di antara kakek tua dan pak kyai saat keduanya bersama di dalam rumah, kala itu masih ada beberapa warga dan kerabat yang ada di sana dan mendengar percakapan mereka.
Pak kyai berkata : “sudahlah kek jangan ditangisi terus, kasihan istrimu kalau kamu sedih nanti dia tidak tenang di alam kubur sana. Kakek harus sabar dan ikhlas melepaskan istri kakek, ini sudah menjadi kehendak Allah SWT”
Kakek : “Saya ikhlas kepada kehendak Illahi pak kyai, tapi saya masih sedih dengan kepergian bidadari saya tersebut”
Pak kyai agak merasa jengkel dengan kelakuan kakek itu yang seakan-akan manja dan belum ikhlas dengan kepergian istrinya, lalu pak kyai berkata lagi sambil mencandainya agar sang kakek terhibur,
Pak kyai : “bidadari bagaimana kek, nenek kan sudah tua, tak cantik lagi hehehe. Nanti kalau kakek mau cari istri lagi biar saya bantu deh kek, yang penting kakek ikhlaskan istrinya dulu yah”
Sang kakek menjawab : “bagaimana saya tidak sedih pak kyai, dari awal saya bujang masih nganggur, dia mau nerima saya apa adanya, mau membina rumah tangga dengan saya. Kalau saya lagi gak punya uang, dia tak pernah membebani saya, dia ikhlas menerima nafkah dari saya berapapun banyaknya. Tiap malam dia bangunkan saya untuk shalat tahajud, dia bacakan Al-Qur’an tiap habis subuh. Bagaimana saya tidak menganggapnya sebagai bidadari pak kyai, saya merasa kehilangan sekali”
Mendengar perkataan sang kakek, pak kyai dan beberapa orang yang ada di rumah itu akhirnya ikut menangis dan merasa sedih, mereka tak mengira bahwa nenek yang meninggal dunia adalah nenek yang solehah dan ahli ibadah.
Kisah di atas mengajarkan kita bahwasanya seseorang tidaklah dinilai dari penampilan fisiknya saja, bahkan terkadang ada beberapa orang yang memiliki fisik yang “kurang” namun nyatanya dia memiliki sesuatu yang sangat cantik di dalam hatinya.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.