Permainan tradisional yang mulai terlupakan |
Apakah ada anak zaman now yang
mengenal permainan tradisional, yang dulunya sering dimainkan oleh anak-anak
yang hidup di era tahun 80 hingga 90-an? Sebut saja seperti congklak, gobak
sodor, ular naga, patel lele, lompat tali, petak umpet, dan banyak lagi yang
lainnya. Sayangnya, masih banyak anak sekarang yang tak mengenal permainan ini.
Padahal permainan tersebut sangat menyenangkan, dan banyak manfaat yang bisa
diperoleh, baik untuk kesehatan fisik, maupun mental.
Agar lebih jelas lagi apa saja manfaat
dari memainkan permainan tradisional tersebut, berikut beberapa diantaranya:
1. Tingkatkan
kesehatan fisik dan mental
Permainan
tradisional umumnya sering melibatkan aktivitas fisik, seperti melompat,
berlari, mengayunkan tangan dan kaki, dan lain sebagainya. Gerakan-gerakan ini
sama saja seperti gerakan olahraga, yang tentunya dapat membuat tubuh menjadi
lebih bugar.
Selain
kesehatan fisik, memainkan permainan tradisional juga dapat meningkatkan
kepercayaan diri anak. Anak-anak yang bergerak aktif dan bersenang-senang saat bermain
permainan tradisional bersama teman-temannya, cenderung memandang hidup dari
sisi positif. Hal ini tentu saja baik untuk kesehatan mental anak.
2. Stimulasi
motorik halus dan kasar
Gerak aktif
anak saat bermain permainan tradisional juga dapat merangsang kemampuan motorik
halusnya, seperti gerakan menyusun permainan, menggelindingkan kelerang,
mengisi wadah, dan lain-lain, serta kemampuan motorik kasar, seperti melompat,
menjaga keseimbangan, berlari, dan lain sebagainya. Dengan kemampuan motorik
yang baik, maka otot-otot anak akan terlatih untuk melakukan berbagai gerakan
fisik, mulai dari gerakan yang ringan hingga yang rumit.
3. Tingkatkan
kemampuan kognitif
Manfaat
memainkan permainan tradisional lainnya adalah dapat meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan kognitif atau kemampuan menganalisa anak. Ada beberapa
permainan, seperti congklak dan engklek yang dapat melatih anak untuk berpikir,
berhitung, dan mengatur strategi agar bisa memenangkan permainan.
4. Tingkatkan
kreativitas
Pernah
mendengar atau mungkin pernah memainkan senapan mainan yang terbuat dari
pelepah pisang? Atau main masak-masakan menggunakan daun, batu bata yang
digerus, tempurung dan lilin? Berbagai permainan yang dibuat sendiri oleh
anak-anak ini dapat meningkatkan imajinasi dan kreativitas mereka.
5. Kembangkan
kecerdasan sosial dan emosional
Hal penting
lain yang membuat permainan tradisional itu baik dimainkan oleh anak-anak
adalah untuk mengajarkan mereka berinteraksi dan bersosialisasi dengan
teman-temannya. Saat bermain, anak akan belajar untuk mengeluarkan pendapat,
memahami temannya, menyelesaikan konflik, dan mengatur perilakunya. Dengan
begitu, kemampuan bersosialisasi dan juga kecerdasan emosional anak dapat
berkembang dengan baik.
6. Lebih mengenal
budaya
Dalam tiap
permainan tradisional terkandung unsur-unsur budaya di dalamnya. Misalnya
permainan yang diiringi sebuah lagu yang dinyanyikan menggunakan bahasa daerah,
atau permainan yang menanamkan nilai kegotongroyongan yang melekat dalam diri
masyarakat Indonesia. Setiap daerah biasanya memiliki permainan tradisionalnya
sendiri. Lewat permainan tradisional ini, tentunya anak-anak akan lebih
mengenal lagi budaya daerahnya masing-masing.
Mungkin masih banyak lagi manfaat lain dari
permainan tradisional bagi tumbuh kembang anak. Untuk bisa memainkan permainan
tradisional ini pun sangat mudah dan murah, karena permainannya tergolong
sederhana, dan umumnya bisa dibuat sendiri. Permainan tradisional yang beragam
bisa dimainkan di berbagai usia. Tinggal disesuaikan saja tingkat kesulitannya
dengan usia anak.
Namun sayangnya, dengan segala manfaat
dan kemudahan yang terdapat pada permainan tradisional tersebut, jarang sekali
anak-anak zaman now yang mau memainkannya. Mengapa? Karena game online
lebih menarik bagi mereka. Kecanggihan teknologi telah menggeser kedudukan
permainan tradisional di hati anak-anak zaman sekarang.
Anak-anak mulai kecanduan gadget |
Sebenarnya tak ada yang salah dengan
kemajuan teknologi, karena banyak juga manfaat yang bisa diperoleh. Ibarat dua
mata pisau, teknologi memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Begitu
juga dengan game online. Game online dapat menjadi media hiburan, serta mengurangi
stres. Selain itu, bermain game online juga dapat mengasah otak dan melatih
konsentrasi anak. Namun jika waktu bermainnya tidak dikontrol dengan baik,
anak-anak bisa jadi kecanduan game online.
Jika sudah candu game online, biasanya
anak akan untuk sulit disuruh berhenti bermain, bahkan cenderung marah dan
melawan kepada orang tuanya. Emosi anak menjadi tidak terkontrol, suka
uring-uringan, malas belajar, serta tidak mau berinteraksi dan bersosialisasi
dengan teman-teman atau orang di sekitarnya. Secara fisik, anak juga jadi malas
bergerak, serta berisiko terjadinya gangguan pada kesehatan matanya.
Bahkan di beberapa negara di dunia
sudah mulai muncul berbagai masalah serius terkait game online. Ada yang
meninggal karena tidak mau berhenti dan kelelahan saat bermain game, dan ada
juga yang berbuat kriminal untuk membeli game serta alat untuk bermain game
online. Sebegitu parahnya dampak yang ditimbulkan jika anak sampai kecanduan
bermain game online. Untuk mengatasi hal ini butuh kerja sama dan dukungan dari
berbagai pihak, baik pemerintah, badan usaha, media, masyarakat, termasuk
keluarga dan orang tua.
Achmad Irfandi, Inisiasi Berdirinya
Kampung Lali Gadget
Melihat fenomena yang terjadi pada
anak-anak sekarang, bahkan ada yang sampai kecanduan game online atau gadget,
membuat khawatir seorang pemuda asal Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pemuda tersebut bernama Achmad Irfandi atau
yang akrab disapa Irfan.
Achmad Irfandi, Penggagas Kampung Lali Gadget |
Keresahan pemuda kelahiran 12 Mei 1993
akan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan gadget yang tak terkontrol tersebut
membuatnya berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Ia dan
teman-temannya pun mencoba menciptakan sesuatu yang baru di kampungnya, yang
dapat mengalihkan perhatian orang-orang, khususnya anak-anak terhadap gadget.
Sebuah lahan bermain pun dihadirkan di
kampungnya, yang belakangan lebih dikenal dengan nama Kampung Lali Gadget
(KLG). Sesuai namanya, kampung ini memang bertujuan mengajak anak-anak di
kampung tersebut untuk melupakan gadget atau bermain game online, serta
menikmati berbagai macam permainan tradisional yang disediakan. Dengan begitu,
anak-anak akan lebih mengenal lingkungannya, serta bersosialisasi dengan
teman-temannya.
Sejak Kampung Lali Gadget hadir, tepatnya
sejak 1 April 2018, suara gelak canda anak-anak terdengar menghiasi
perkampungan tersebut. Mereka nampak asyik bermain bersama, sambil menikmati
berbagai permainan tradisional. Ada yang bermain bakiak, sepatu kuda, balap
kreweng, balap godhog, uncal sarung, hingga menyeburkan diri di area
persawahan. Semua menikmati permainan tersebut tanpa ada keinginan untuk
melihat gadget dan bermain game online.
Kampung Lali Gadget menghidupkan kembali permainan tradisional |
Sebenarnya di kampung Irfan sendiri
belum ada kasus anak-anak yang kecanduan gadget. Namun melihat banyaknya kasus
yang terjadi di luaran sana, dan sebagai tindakan antisipasi, makanya sebelum
hal yang tak diinginkan tersebut menerpa anak-anak di kampungnya, ia
menginisiasi berdirinya Kampung Lali Gadget, sekaligus untuk menghidupkan
kembali budaya permainan tradisional, dengan mengenalkannya pada anak-anak.
Keberadaan Kampung Lali Gadget pun
memberikan manfaat lain, yaitu dengan dilakukannya pemberdayaan terhadap para
pemuda dan masyarakat yang ada di Desa Pagerngumbuk, maupun yang berasal dari
luar desa. Para pemuda ini direkrut dan ditugaskan sebagai perencana, fasilitator
edukasi, hingga pendamping di KLG. Dengan begitu mereka dapat bersama-sama
berperan dalam mengembangkan dan memajukan Kampung Lali Gadget.
Bak gayung bersambut, inisiasi Irfan
dan teman-temannya mendirikan KLG sebagai wahana edukasi mendapat sambutan baik
dari masyarakat. Dari yang awalnya hanya puluhan anak yang datang, makin ke
sini, jumlahnya mencapai ratusan, hingga akhirnya KLG jadi viral dan dikenal masyarakat
luas. Ternyata kekhawatiran Irfan terhadap anak-anak yang kecanduan gadget juga
menjadi keresahan bagi para orang tua. Namun kebanyakan dari orang tua ini
bingung untuk mencari solusi dan cara mengatasinya.
Sejak Kampung Lali Gadget resmi berganti
status menjadi yayasan yang berbadan hukum pada Mei 2020, maka jangkauan KLG pun
makin diperluas. Sasarannya tak hanya anak-anak di sekitar Sidoarjo, namun juga
merambah ke daerah-daerah lainnya. Dengan semakin luasnya jangkauan dan semakin
banyak anak-anak yang datang, kegiatan edukasi permainan tradisional di KLG pun
semakin sering digelar.
Anak-anak menikmati permainan tradisional di Kampung Lali Gadget |
Kampung Lali Gadget Raih Apresiasi SATU
Indonesia Awards
Berkat peranan Kampung Lali Gadget dalam
mengajak anak-anak agar tidak ketergantungan dengan gadget, serta dukungannya untuk
melestarikan permainan tradisional dengan cara mengenalkannya pada anak-anak,
Kampung Lali Gadget pun meraih berbagai penghargaan dan apresiasi dari berbagai
pihak, salah satunya dari Astra Grup.
Achmad Irfandi, dengan Kampung Lali Gadget berhasil raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 |
Astra yang rutin menggelar program SATU
Indonesia Awards sejak tahun 2010 memberikan apresiasinya pada Kampung Lali
Gadget pada 12th SATU Indonesia Awards 2021 dalam kategori
Pendidikan. Untuk diketahui, selain bidang Pendidikan, terdapat juga kategori
lainnya, yakni di bidang Kesehatan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi,
serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
SATU Indonesia Awards ini diselenggarakan
Astra untuk memberikan apresiasi pada anak bangsa yang telah berkontribusi
untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan melalui lima bidang tersebut. Untuk
tahun 2023 ini Astra kembali menggelar 14th SATU Indonesia Awards,
dengan mengusung tema “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia.”
Seperti yang diungkapkan oleh Kampung
Lali Gadget dalam akun Instagramnya @kampunglaligadget bahwa apresiasi yang
mereka terima dari Astra menjadi vitamin agar mereka lebih semangat lagi dalam
menebar dampak positif ke berbagai arah di Indonesia. Yuk, mari bersama kita
lawan dampak negatif kecanduan gadget, dengan meningkatkan literasi digital
pada diri kita, dan juga pada generasi muda, yang menjadi harapan bangsa ini ke
depannya.
Referensi:
Data dan gambar: Canva, E-Booklet
Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023, kontan.co.id, dan akun Instagram
@kampunglaligadget
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.