
Saya duduk santai di Bar mewah di Kawasan Manhattan di Gedung di lantai 64. Baru pesan Guine, ada wanita kaukasia menghempaskan pantatnya duduk disebelah saya. Langsing dan postur tubuh yang memikat. Usianya diatas 30 tahun. Mengenakan pakain terkesan eksekutif dan celana panjang. Namun kera bajunya agak terbuka memperlihatkan belahan dadanya. Mata yang cerah. Bulu mata yang lentik. Kuku biru muda yang terawat serasi dengan perona mata dan lip gloss-nya.
Segala sesuatu tentangnya berteriak “lihat aku,” jadi saya engga salah kalau pelototi dia. Dan engga aneh kalau dia kunci padangan saya. “ Pasti anda orang Asia.? Katanya. Saya hanya mengangguk. Itu tanda dia menggoda saya, tepatnya menggoda dompet saya. “ 10 tahun lalu, tempat ini hanya dikunjungi oleh orang Eropa dan AS. Namun kini pengunjungnya kebanyakan Asia. “ Katanya dengan berusaha akrab.
“ Saat keemasan wallstreet sebelum kejatuhan Lehman, kami setiap hari pesta di tempat semewah ini. Aku ingat saat itu aku masih bekerja di Wall street di Bank Investasi. Sepertinya kehidupan dan sorga dijatuhkan Tuhan ke bumi dan itu ada di New York. “ Katanya lagi. Wah saya yakin ini wanita tadinya money broker. Terbiasa provokasi clients untuk larut dalam suasana terasa akrab. Dan kemudian tilep uang client dalam instrument derivative no value.
Pelayan Bar melirikku dan aku menggangguk. Pelayan Bar itu menawarkan minuman kepada wanita itu. Dia pesan Coctail premium bar itu. Saya senyum aja saat dia toss minuman.
“ Anda berbisnis di sini “ tanyanya.
“ Ya, main base saya di China” jawab saya.
“ China bukan musuh. China adalah contoh sukses peradaban, yang dibangun denga kerja keras dan kerendahan hati. Saya tidak mengerti mengapa para elite di Washington membenci China. Apa karena Cina membuka mata kami untuk tahu bahwa selama ini kami dibohongi elite. Untuk tahu demokrasi hipokrit kaum elite dan oligarki yang semakin kaya “ katanya dengan menggeleng gelengkan kepala.
” Sebenarnya tidak ada masalah orang bertambah kaya. ” Kata saya.
” Yang jadi masalah adalah cara orang kaya mengubah kekuatan financial menjadi kekuatan politik demi keuntungan mereka sendiri. Ini pasti ketidak adilan outputnya. “ Katanya.
“ Konsep fundamental dalam ilmu sosial adalah Kekuasaan, dalam pengertian yang sama seperti Energi adalah konsep fundamental dalam fisika.” Kata saya.
“ Ya. Seharusnya tugas utama politik adalah menghentikannya.” Jawabnya dengan mengerutkan kening.” Di AS semangat innovasi dari American dream trehalau sudah. Karena orang kaya mengambil semua posisi, dan hampir tidak mungkin ada peluang bagi orang miskin untuk berkembang. Kalaupun ada semangat ingin maju, kemungkinan sukses sangat kecil dan sebagian besar jatuh sebelum mekar.
Dalam 5 tahun terakhir saja, 200 perusahaan yang paling aktif secara politik di AS menghabiskan miliaran dollar untuk memengaruhi pemerintah melalui lobi dan sumbangan kampanye. Perusahaan-perusahaan yang sama itu memperoleh dukungan lewat skema investasi, relaksasi kredit perbankan, program stimulus, pengurangan pajak. Tanpa disadari kami terjebak hutang yang terus membesar dari tahun ke tahun.
Tadinya industry padat karya didukung pekerja imigran. Kami masih bangga dengan adanya industry itu. Tetapi lambat laun, keberadaan imigran itu oleh elite dianggap kutu dalam perekonomian. Akhirnya para imigran berkurang karena deportasi. Rakyat AS sendiri tidak mau menggantikan mereka sebagai buruh. Karena dari jaminan social lebih besar dari upah yang bisa diberikan pabrik. Trap state welfare karena mind corruption “ Katanya
“ Amerika negara besar. Namun ibarat gunung emas, digergaji dari bawah oleh orang elite dan korporat. Puncaknya masih nampak namun udah rendah. Engga lagi tinggi menjulang penuh perkasa. “ Sambungnya dengan tersenyum.
Mata saya menatap ke dua gunung kembar di dadanya. Ada tattoo bunga mawar. Sepertinya dia tahu saya perhatikan. “ Ya seperti payudara ini. “ Katanya memegang payudaranya dengan kedua tanganya.
“ Layu dimakan usia dan keputus asaan. Hari hari berlalu sejak kejatuhan Lehman, saya tidak kemana mana. Banyak peluang kerja, tetapi tidak ada yang memberi income seperti dulu saya kerja. Lebih baik nganggur dan hidup dengan banyak cara untuk survival “ katanya sendu.
“ Apa Pendidikan terakhir kamu? Tanya saya.
“ MBA. “ katanya.
“Kamu perempuan baik. “ Kata saya bayar bill dan kemudian menyerahkan pecahan USD 100 sebanyak 10 lembar. Dia terkejut.
“ Tarif saya untuk temani anda di hotel hanya USD 500. “ katanya bengong. “ Tarif USD 1000 hanya pernah ada sebelum kejatuhan Lehman. “ sambungnya.
“Not for nigh but next time. Jaga diri baik baik ya. “ kata saya rentangkan kedua tangan saya dengan tersenyum. Dia menghambur dalam pelukan saya. “Senang bertemu dengan kamu.” Kata saya dan kemudian berlalu. Saya juga tahu siapa namanya, analogi nomor telp nya. Bayangan saya kepada negeri saya. Semangat state welfare lewat Bansos dan BLT memang trap yang melemahkan daya saing dan spirit struggle. Cara terbaik menipu lewat ekonomi yang terdistorsi oleh kerakusan elite dan oligarki..
