citizen science

Gerakan sains warga dalam pencarian raja-udang kalung-biru


 Oleh : Imam Taufiqurrahman

Raja-udang kalung-biru oleh Siswanto_2022

Lebih dari 50 orang terlibat sebagai tim
survei raja-udang kalung-biru (Alcedo
euryzona
). Terbagi dalam beberapa tim, mereka menyusuri lima sungai di
wilayah Pekalongan guna mencari burung berstatus kritis  tersebut, mengamati
habitatnya, dan mencatat perjumpaan berbagai jenis burung lain. Kegiatan
SwaraOwa yang didukung oleh Asian Species Action Partnership (ASAP) dan OrientalBird Club (OBC) ini jadi wujud nyata gerakan sains warga atau citizen science.

Sebelum survei berjalan, warga asal tujuh desa
sekitar hutan Petungkriyono, Doro, dan Lebakbarang mengikuti pelatihan
identifikasi burung dan teknik survei. Pelatihan tersebut dilaksanakan di Desa
Mendolo pada 11-12 Maret, dilanjutkan di Desa Pungangan (25 April), Desa
Kayupuring (27 April), dan Desa Sidoharjo (26 Mei).

Pelatihan Pungangan, 25 April 2022

Peserta pelatihan Kayupuring, 27 April 2022
Sesi ruang pelatihan di Sidoharjo, 26 Mei 2022

Dalam pelatihan, warga dibekali pengetahuan
tentang pengenalan jenis raja-udang kalung-biru, identifikasi, dan ciri-ciri
yang membedakannya dari jenis raja-udang lain. Terkait teknik survei, para
warga diperkenalkan dengan aplikasi Google Earth yang jadi panduan dalam
penyusuran menuju titik-titik pengamatan. Sebagai gambaran, survei dijalankan
dengan membagi sungai dalam ruas-ruas pengamatan berjarak 1 kilometer. Dalam
tiap ruas, terdapat lima titik pantau yang masing-masing berjarak 200 meter.
Dua pengamat akan ditempatkan di tiap titik pantau dan melakukan pengamatan
secara serentak selama satu jam.

Selain memastikan keberadaan raja-udang
kalung-biru, pengamat diminta untuk mencatat kondisi habitat, jenis burung lain
yang terpantau, serta aktivitas manusia yang dijumpai. Semua informasi ini
dituliskan dalam sebuah lembar data.

Simulasi survei di Mendolo, 11-12 Maret 2022
Situasi survei di Welo, Juni 2022


Hingga awal Juni, 29 kilometer dari total
sekitar 37 kilometer ruas sungai telah dikunjungi. Terdiri dari 10 kilometer di
Sungai Welo, 6 kilometer di Sungai Pakuluran, 5 kilometer di Sungai Blimbing
(termasuk Sungai Siranda), 2 kilometer di Sungai Sengkarang (termasuk Sungai Kumenyep),
dan 6 kilometer di Sungai Wisnu.

Hasil sementara survei terbilang sangat
memuaskan. Raja-udang kalung-biru sebagai target berhasil dijumpai di dua
sungai, yakni Welo dan Wisnu. Perjumpaan di Sungai Welo terentang dari elevasi
308-715 meter. Sementara perjumpaan di Sungai Wisnu tercatat pada rentang
elevasi antara 638-776 meter menjadi catatan baru sebaran raja-udang
kalung-biru.

Perjumpaan di Sungai Wisnu yang berada paling
barat ini cukup mengesankan. Sebelumnya, tim Wisnu yang terdiri dari warga Desa
Mendolo telah menyusuri 4 kilometer ruas sungai dalam tiga kunjungan. Namun, warga
yang tergabung dalam Paguyuban Petani Muda Mendolo tersebut tidak menjumpai
satu pun raja-udang kalung biru. Baru pada 24 April, tim berhasil mencatat
kehadiran dua individu, terdiri dari satu jantan dan satu betina.

Siswanto dari Desa Mendolo

Situasi lokasi survei di Sungai Wisnu, April 2022

Hal yang membanggakan, betina yang teramati berhasil
terdokumentasi dengan sangat baik oleh Siswanto Abimanyu, warga Dusun Mendolo
Kulon. Sis, begitu ia biasa disapa, berada di titik pantau bersama rekannya M.
Risqi Ridholah. Lebih dari setengah jam mereka di lokasi, saat tiba-tiba seekor
betina datang dari arah hilir. Burung tersebut bertengger tepat di hadapan
mereka, dalam jarak hanya sekitar 3 meter. Hanya beberapa detik saja hingga
kemudian betina tersebut terbang ke arah hulu. Beruntung Siswanto sigap
memotretnya dengan sangat baik.

Perjumpaan disertai bukti foto tersebut menjadi
capaian besar dalam survei. Tak hanya itu, dari diskusi tiap usai pengamatan,
para anggota tim saling berbagi informasi hasil temuan di titik mereka. Telah lebih
dari 90 jenis burung yang tercatat, di antaranya merupakan jenis penting dan
terancam punah, seperti elang jawa (Nisaetus
bartelsi
), julang emas (Rhyticeros
undulatus
) atau kacamata biasa (Zosterops
melanurus
). Beberapa hasil pendataan burung yang dilakukan kemudian
dikirimkan ke aplikasi Burungnesia sebagai bentuk kontribusi warga Pekalongan pada sains dan konservasi burung di alam.


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top