Lingkungan

Energi, Lingkungan Hidup dan Pemanasan Global



A.     
Energi

Energi
adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa energi, dunia
ini akan diam dan beku. Dalam kehidupan manusia selalu terjadi kegiatan yang
memerlukan energi. Energi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dioksidasi
dalam tubuh dan dari bahan sumber energi atau sumber daya alam.[1]
Dalam
suatu ekosistem terdapat proses peralihan materi dan energi secara beraturan
mengikuti suatu hukum termodinamika yang berbunyi:
1.  Energi
tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, tapi energi dapat menglmi
transformasi. Dengan kata lain jumlah energi yang terdapat di alam semesata ini
tetap kekal.
2.   
a)
Proses transformasi energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari
keadaan padat menjadi cair, dan sebaliknya.
b) Proses
transformasi energi tidak pernah terjadi utuh atau efisien 100% sehingga
terjadilah kelebihan dalam bentuk limbah.[2]
Penggunaan
energi dari tahun ke tahun naik berlipat. Energi tidak lagi dicukupi tenaga
hewan dan manusia, tetapi digunakan batu bara, arang, minyak bumi, bahkan
tenaga nuklir dan energi matahari yang dihimpun.[3]
Minyak
bumi pada saat ini masih merupakan sumber daya alam yang paling utama untuk
memenuhi kebutuhan energi dunia. Hal ini dapat kita saksikan bahwa segala
mesin, misalnya mesin dalam berbagai pabrik, mobil, ban, truk, kereta api,
kapal laut, pesawat terbang, semuanya menggunakan minyak bumi sebagai bahan
bakar. Kita juga mengetahui bahwa minyak bumi merupakan bahan galian yang tidak
dapat diperbarui (unrenewable) dan pad suatu saat akan habis. Maka demi
melestarikan kehidupan di muka bumi, orang harus segera mencari gantinya.[4]

B.      
Lingkungan
Hidup

Lingkungan
hidup merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Adapun
fungsi lingkungan hidup bagi manusia adalah sebagai tata ruang bagi
keberadaannya, yaitu mencakup segi estetika dan fisika yang terbentuk dalam
diri manusia sebagai dimensi jasmani, rohani, dan kebudayaan. Selain itu,
lingkungan hidup juga berfungsi sebagai penyedia (substenance) berbagai
hal yang dibutuhkan manusia.[5]
Manusia
telah sejak lama memodifiksi alam untuk kepentingan hidupnya. Mulai dengan cara
yang sangat sederhana dan hanya mengambil secukupnya dari alam, sampai dengan
cara modern dan mengeksploitasi terkadang jauh melebihi kemampuan alam itu
sendiri. Hal tersebut dapat mengakibatkan krisis ekologi dan kerusakan
lingkungan yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan umat manusia.[6]
Manusia
di dunia ini telah menggali materi melebihi kecepatan dekomposi sehingga
terjadi pencemaran, sampah bertumpuk, lebih-lebih jika ditambah bahan plastik
yang tidak bisa dicerna.[7]
Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan satu dari
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Adapun macam-mcm
pencemaran diantaranya:

     1.   
Pencemaran
Udara

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Belakangan ini pertumbuhan menimbulkan keprihatinan akan efek
dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global yang dipengaruhi:[8]
a.   
Kegiatan
manusia
1)  
Transportasi
2)  
Industri
3)  
Pembangkit
listrik
4)  
Pembakaran
(perapian, kompor, furnace, incinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar)
5)  
Gas
buang pabrik yng menghasilkan gas berbahaya seperti CFC.
b.   
Sumber
alami
1)  
Gunung
berapi
2)  
Rawa-rawa
3)  
Kebakaran
hutan
4)  
Nitrifiksi
dan idenitrifikasi biologi
c.   
 Sumber-sumber lain
1)  
Transportasi
amonia
2)  
Kebocoran
tngki klor
3)  
Timbulan
gas metan dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
4)  
Uap
pelarut organik
Pencemaran udara dapat menyebabkan dampak terhadap kesehatan, harta
benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernapasan dan organ penglihatan. Salah
satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema.
Sedangkan gangguan pada harta benda dan ekosistem terutama terjadi sebagai
akibat dari adanya hujan asam.[9]
Pada tahun 1970-1980 negara-negara maju di merika Utara dn Eropa
dikejutkan oleh pencemaran lingkungan oleh hujan asam, yaitu hujan yang
menjatuhkan air dengan kadar pH di bawah 5,6. Air dengan keasaman seperti itu
dapat merusak hutan, mengkaratkan logam, merusak berbagai bangunan dari marmer,
tegel dan beton. Hujan asam juga mempengaruhi keasaman air sungai dan
danau  sehingga mempengaruhi kehidupan
air dan selanjutnya mempengaruhi kehidupan manusia.[10]

2.     
Pencemaran
Air

Pencemaran air terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, energi
atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Pencemaran
air sebagian ada yang langsung dapat diamati manusia karena menimbulkan gejala
yang dapat dilihat oleh mata, menimbulkan bau busuk, serta tidak nyaman jika
membasahi kulit. Akan tetapi ada pula limbah yang mencemari air itu tidak
teramati oleh indera karena kadarnya sedikit. Limbah seperti ini akan menjadi
masalah kronis karena akan berakumulasi sehingga mencapai kadar yang sangat
membahayakan dalam tubuh manusia ataupun makhluk hidup lain yang tergantung
kepada air sungai tercemar tersebut.[11]
Untuk menanggulangi pencemaran air pda prinsipnya ada dua usaha
yang dapat dilakukan, yaitu:[12]
a.   
Penanggulangan
secara nonteknis, yaitu dengan menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur, dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
b.   
Penanggulangan
secara teknis, yaitu bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah, atau menambah
alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.

  3.   
Pencemaran
Tanah

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan
anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Pencemran menyebabkan tanah
mengalami perubahan susunannya, sehingga mengganggu kehidupan jasad yang hidup
di dalam tanah maupun di permukaan. Pencemaran tanah dapat terjadi karena:
a.   
Pencemaran
secara langsung, misalnya karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian
pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan
seperti plastik.
b.   
Pencemaran
melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan
kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan
tanah.
c.   
Pencemaran
melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan
pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.[13]
Untuk
mengetahui apakah telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan, indikator
yang digunakan adalah baku mutu lingkungan hidup. Undang-Undang RI No. 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 11:
“Baku
mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup”[14]

C.      
Pemanasan
Global

Pemanasan
global adalah fenomena naiknya suhu permukaan bumi akibat dipenuhinya atmosfer
bumi oleh gas yang sebagian besar merupakan hasil buangan aktivitas manusia
atau yang biasa disebut gas rumah kaca. Gas tersebut berasal dari pabrik,
kendaraan bermotor, percobaan nuklir, dan kebakaran hutan.[15]
Menumpuknya gas tersebut di atmosfer, menghalangi keluarnya panas dari permukan
bumi ke angkasa. Akibatnya panas tersebut terkurung di dekat muka bumi dan
meningkatkan suhu permukan bumi. Meningkatnya suhu ini akan mengubah pola iklim
dunia.[16]
Gas
polutan terbesar penyebab pemanasan bumi adalah karbondioksida yang merupakan hasil
pembakaran bahan bakar asal fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara. Gas
polutan lainnya adlh klorofluorokarbon (CFC), salah satu gas buatan manusia
yang selama ini dianggap murah dan tidak berbahaya serta kegunaannya amat luas
untuk pendingin ruang, pembersih sirkuit komputer dan digunakan dalam kaleng
aerosol. Gas polutan lainnya adalah metana yang berasal dari pembusukan
anaerobik seperti yang terjadi di sawah berpengairan dan pembusukan kotoran
hewan ternak. Yang tidak kurang berbahaya adalah oksida-oksida nitrogen yang
antara lain berasal dari penggunaan pupuk kimia.[17]


[1] Maskoeri
Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm.
69.
[2] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan Lingkungan Hidup,
(Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997), hlm. 18.
[3] Tresna
Sastrawijya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991),
hlm. 34.
[4] Maskoeri Jasin,
Ilmu Alamiah Dasar…, hlm. 204.
[5] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan…, hlm. 21.
[6] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan…, hlm. 12.
[7] Tresna
Sastrawijya, Pencemaran Lingkungan…, hlm. 34.
[8] Arif Sumantri,
Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 201.
[9] Arif Sumantri, Kesehatan
Lingkungan…
, hlm. 203.
[10] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan…, hlm. 32.
[11] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan…, hlm. 29.
[12] Arif Sumantri, Kesehatan
Lingkungan…
, hlm. 236-237.
[13] Tresna
Sastrawijya, Pencemaran Lingkungan…, hlm. 66-67
[14] Arif Sumantri,
Kesehatan Lingkungan…, hlm. 196.
[15] Adnan Harahap,
dkk.,  Islam dan…, hlm. 30.
[16] Tresna
Sastrawijya, Pencemaran Lingkungan…, hlm. 254.
[17] Tresna
Sastrawijya, Pencemaran Lingkungan…, hlm. 255



Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top