Cerita inspirasi

Bisnis Teh Cinta Hutomo Joe Wirausaha Muda


Profil Pengusaha Hutomo Joe

pengusaha kedai teh jakarta

 
Bisnis teh cinta Hutomo Joe. Wirausaha muda mandiri iyang menjelaskan awal mulanya, kenapa dia begitu mencintai budaya ngeteh. Awalnya dia melakukan semua untuk riset bahan tulisan kuliah. Eh, siapa sangka, dia malah asik mendalami hingga jatuh cinta, dan akhirnya membuka usaha sendiri.

Ia tertarik lebih dalam akan dunia teh ini. Minuman teh membuat jatuh cinta hingga berkarya. Minat akan dunia ini sangat tinggi sebagai komoditas. Hingga wirausaha muda ini berangkat ke Taiwan, Jepang, dan China, itu demi mempelajari tentang dunia teh.
Joe sangat tertarik hingga jatuh cinta. “Saya makin tertarik akan dunia teh,” tutur wirausaha muda ini kepada Kontan.co.id
 

Master Teh Pengusaha Muda

Ternyata teh merupakan komoditas menarik tidak kalah. Bukanlah dunia baru bahwasanya teh ada di dalam hidupnya. Sejak kecil dia sudah bersentuhan langsung dari keluarga. Sang ibu ternyata seorang Master Teh, Suwarni Widjajaj mengabdikan diri 35 tahun mempelajari melestarikan tradisi.

Sudah terbiasa dengan teh membuat jatuh cinta. Sepuluh tahun sudah dirinya belajar tentang sejarah, dan tradisinya di China, Taiwan, dan Jepang. Untuk menyalurkan jiwa kewirausahaan dibangunlah Koningsplein Tea Co dan 1Tea House pada 2006 silam.

Koningsplein merupakan kedai teh bertradisi asli. Dimana pengunjung disuguhi cara minum teh dari tradisi asli. Mereka ditawari tradisi minum teh ala Taiwan. Jika tamu tidak banyak Joe terkadag akan ikut melayani.

“Saya sendiri pemandu acara minum teh tersebut,” ujar pengusaha muda teh ini.

Joe menjunjung tinggi tradisi dalam menyeduh, menyajikan, dan minum teh. Kualitas teh tentunya premium tidak sama dipasaran. Sedangkan 1Tea House fokus mengerjakan pasar ritel bahan teh.

Joe menjadi salah satu pemasok hotel bintang lima, seperti Pullman, Hyatt, dan restoran kelas atas di Jakarata. Bisnis ritel dijalankan pengusaha muda ini berkembang baik. Karena pasar teh premium masih jarang dimainkan pemian dibanding produk lain.

Dalam sebulan ia mampu menjual 100 kilogram teh premium. Kisaran harga Rp.100 ribu- 200 ribu per 100 gram. Selain berbisnis ritel teh premium, Joe juga menjalankan bisnis souvenir teh, atau cendramata teh untuk acara pernikahan, ulang tahun, dan lainnya.

Bukan perkara mudah baginya mengembangkan bisnis teh. Apalagi kalau menjual teh premium yang pasarnya kelas menengah- atas. Dibanding teh biasa Joe harus bekerja ekstra keras meyakinkan. Dia ingat betul kesusahan sekali mengangkat dua bisnisnya untuk masyarakat.

Kedai teh memang tidak sepopuler kedai kopi atau kafe. Asumsi orang Indonesia bahwa minum teh sudah biasa. Hampir setiap pagi kita bisa menikmati teh dibanding kopi. Di warung ada es teh manis atau teh manis hangat. Apalagi budaya minum teh bukanlah budaya asli Indonesia karena memang.

Budaya ngeteh sendiri populer beberapa tempat di Jawa. Khususnya daerah Tegal yang terkenal akan teh pocinya. Tantangan paling besar menggaet anak muda buat ngeteh. Sulit memperkenalkan konsep kedia teh kepada masyarakat milenial karena banyak faktor.

Variasi teh dianggap minim dibanding produk kopi. Mengedepankan tradisi minum teh daripada teh itu sendiri terdengar kuno dan monoton.

“Jujua, susah sekali masuk pasar anak muda (lewat kedai teh),” terangnya kepada Kontan. Kan anak muda lebih suka kegaulan dibalik produk. Populer harus ada unsur kekinian terkandung dari tempat nongkrong.

Anak muda sangat jarang menghormati sesuatu yang klasik. Untuk itulah dia melakukan strategi khusus menggaet anak muda. Jika model bisnisnya begini dia yakin Koningsplein Tea tidak akan bisa bersaing di pasar anak muda.

Oleh Joe diajaknya pelaku bisnis kopi dan teh. Mereka bekerja sama melalui kolaborasi bersama. Dia tidak segan bekerja sama dengan kedai kopi. Mengajari anak muda bahwa teh tradisional bisa juga kekinian. Hasilnya adalah cheese tea dan bubble tea, untuk mempopulerkan teh dahulu.

Teh Mebuat Jatuh Cinta Anak Muda

Berkat pilihan untuk tidak menjadi kaku akan teh. Hutomo Joe berhasil menggaet anak muda datang ke kedain tehnya. Mereka datang ke tempatnya menyeruput teh di kedai Kemayoran. Untuk bisa kita mengajak anak muda, apapun kita harus bisa mengikuti tren bukan ngotot idealis.

Sekarang lebih banyak menggaet anak muda dibanding tahun 2006. Waktu pertama kali buka usaha dijalankan Joe hanya orang tua. Optimis meyakini bahwa kedai teh miliknya akan berkembang. Dia meyakini bahwa anak muda akan sadar akan keberadaan kedai teh miliknya.

Tiga tahuan sudah usahanya berjalan berkembang. Pertumbuhan pelanggan anak muda juga sejalan waktu. Anak muda mulai gemar ngeteh, juga mulai sadar dan belajar sejarah. Untuk menggaet lebih banyak Joe juga menawarkan aneka camilan disandingkan teh khas.

Pokoknya teh ditawarkan oleh Kedai Koningsplein adalah premium. Kualitasnya terjaga didukung oleh aneka camilan. Bagi anak muda yang ingin merasakan pengalaman minum teh tradisional. Maka disinilah tempatnya, dimana kamu minum teh dengan tradisi Taiwan.

Kenapa memilih teh Taiwan karena lebih mudah dipahami. Tradisi minum teh Taiwan dianggap Joe paling gampang. Dibanding minum teh ala China atau Jepang, minum teh ala Taiwan memberikan kemudahan karena santai.

Disini anak muda masih bisa santai sambil mengobrol bersama teman. Karena kita tau minum teh ala China ataupun Jepang penuh acara adat panjang. Kurang cocok karena terlalu serius padahal orang kita butuh hiburan.

Tradisi minum teh juga juga dihubungkan dengan meditasi. Disini akan melatih fokus konsentrasi di keseharian kita. Memang menyeduh teh terlihat sepele padahal butuh konsentrasi. Memasak air dan menyeduhnya dari teko memiliki perjalanan bukan cepat- cepatan.

Kalau menyeduhnya kurang pas waktunya maka kurang a


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.


Comments

Paling Populer

To Top