Biografi Pengusaha Dato Sri Tahir
Info biografi Tahir pengusaha pemilik Bank Mayapada. Bernama lengkap Dato Sri Tahir, pria kelahiran tahun 1952 asli Surbaya, yang dikenal sebagai sosok pengusaha pekerja keras dan ramah. Berasal dari keluarga yang kesulitan dalam keuangan. Dia mulai meniti karir dari nol besar berkat kerja keras dan tekun.
Keluarganya menjalankan bisnis bengkel becak di Surabaya. Tahir muda ikut memperbaiki becak memastikan becaknya berjalan di jalanan. Waktu telah berlalu, Tahir kemudian menamatkan sekolah tinggi, dan keluarga bekerja sangat keras menyekolahkannya lagi.
Sayang ia hanya mampu bertahan satu semester di sebuah universitas di Surabaya. Dia berkuliah di jurusan teknik mesin, tetapi mengalami beberapa kesulitan di awal -awal. Kemudian, Tohir memilih hijrah ke Taiwan, dimana sebuah universitas disana menerimanya di jurusan kedokteran.
Bisnis Pertama Tahir
Tiap bulan dia akan mencari produk di Singapura kemudian menjualnya di Surabaya. Tahir membeli pakaian wanita dan sepeda dari sebuah pusat perbelanjaan di Singapura, menjualnya kembali ke Indonesia. Dari sinilah, ia mendapatkan ide untuk kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolah.
Umur 35 tahun, Tahir bersekolah kembali lalu menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gate University. Dia berkata baru menyadari pentingnya pendidikan seiring waktu berlalu. Ia menyesal tak melanjutkan pendidikan.
“Kekuatan keluarga, atau sebuah negara atau sebuah organisasi atau kesatuan bisnis tidak semuanya tergantung oleh menejeman yang sekarang tatapi lebih tergantung pada generasi mendatang yang akan mengambil alih,” ucapnya di sebuah wawancara New York Times.
Empat tahun setelah berbisnis, Bank Mayapada lahir menjadi salah satu bisnis andalan. Ketika itu, bisnis garmen Mayapada tidak lagi tumbuh, justru bisnis banknya maju pesat. Bank Mayapada masuk ke pasar saham Bursa Efek Jakarta meski dibanjiri krisis di 1997.
Di 2007, bank ini mendapatkan predikat bank umum terbaik nomor 2 selain bank milik negara. Penghargaan yang dikeluarkan oleh majalah InfoBank, majalah tentang bank paling berpengaruh. Selain perbankan, perjalanan Mayapada Group masih melanjutkan ekspansinya.
1. Industri ritel melalui kerja sama dengan Duty Free Shopper yang dimiliki oleh LVMH, atau Louis Vuitton. Bisnisnya bergerak di bidang perlengkapan mewah, dan beroperasi di Jakarta dan Bali.
2. Industri properti dimana Mayapada memiliki beberapa tower mewah di Jakarta CBD; Mayapada Tower, Permata Tower 1, dan Sona Topas Tower. Di bali, Mayapada Group mengembangkan Mal Bali Galleria, mall terbesar di pulau, Regent Bali Hotel dan perumahaan di sekitar Sanur.
3. Bisnis kesehatan meliputi Mayapada Hospital yang telah diresmikan.
Tahir lantas menikah dengan Rosy Riady, putri konglomerat Mochtar Riady, dan memiliki 4 orang anak. Dia tinggal bersama keluarganya di Jakarta dan penganut kristen yang kuat. Dia ditunjuk sebagai pelaksana komisaris di University of California, Berkeley, menjadi satunya dari Asia Tenggara yang pernah menjabat.
Tahun 2008, ia mendapatkan gelar doktor dari sebuah universitas di Surabaya, Jawa Timur. Terbaru ini Bank Mayapada membuka Mayapada Life, menjadi salah satu asuransi tercepat pertumbuhannya. Perusahaan ini bekerja sama dengan asuransi berbasis di Zurich, Switzerland.
Selebihnya, Bank Mayapada menjadi jangkar semua bisnis Tahir. Duty- Free Shop disebut juga ambil andil di kerajaan bisnis Mayapada. Tokonya telah tumbuh menjadi 10.000 meter persegi dengan outlet nya meliputi bandara di Jakarta, bandara internasional di Bali, dan pusat kota di Bali.
Biogarafi Tahir pengusaha pemilik Bank Mayapada. Bisnisnya meliputi produk lokal mewah dan luar negeri seperti Louis Vutton dan Gucci. Untuk produk non- fashion, Duty- Free Shoping menjual minuman beralkohol, makanan, dan rokok.
Sekali lagi Mayapada Group melebarkan bisnisnya ke jasa kesehatan melalui program Mayapada Healthcare Group (MHG). Perusahaan tersebut menggelontorkan dana ekspansi hingga Rp.1 triliun. Rencananya, grup ini mencoba membuka 4 rumah sakit di Jakarta.
Mayapada mengakuisisi RS Honoris di Tangerang senilai Rp.1 miliar. Rumah sakit itu lantas berganti nama menjadi Mayapada Hospital. Mayapada juga akan membuka RS di Kelapa Gading, TB Simatupang dan satu lagi di wilayah Jakarta. Setelah Jakarta, Mayapada juga akan membidik kota lain seperti Surabaya.
Untuk memperkuat bisnis barunya, Mayapada Group akan menggandeng National Healthcare Group Singapore untuk menyediakan layanan kesehatan dengan standar Singapura. Tambahan Mayapada jadi pemiliki lisensi atas majalah Forbes Indonesia.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.