Biografi Pengusaha Mochtar Riady
Mencari biografi Mochtar Riady bangkir terkaya di Indonesia. Dia pengusaha pemilik Lippo Group. Pebisnis keturunan asli Sentiong. Riady sukses menjadi salah satu tokoh terkemuka di seluruh Asia Tenggara.
Ia merupakan pendiri sekaligus president Lippo Group. Lahir 22 Mei 1929, Malang, Jawa Timur, bermula bangkir sebagai pekerjaan
Karirnya gemilngan karena memiliki tangan dingin. Riady sering disebut bertangan dingin, mengolah keuangan dari bisnis perbankan tepat. Ia bahkan direkrut oleh Lim Sioe Liong, yang sukses terlihat ketika menangani Bank Panin di tahun 1975.
Bankir Terkaya
Lippo Group memiliki 50 anak perusahaan menjanjikan. Aktivitas usahanya tidak cuma nasional tapi Asia Pasifik, sampai ke Hong Kong, Guang Zhou, Fujian dan Sanghai. Riady yang bernama Tiongkok Lie Moe Tie.
Sepak terjangnya dimulai ketika menangani bisnis Bank Perniagaan Indonesia. Bank tersebut milik Haji Hasyim Ning, pada 1981 terjadi masalah, kemudian dibelinya yang asetnya dulu merosot sampai Rp.16, 3 miliar.
Pengusaha yang berhasil merubah Bank Panin, menjadi bank swasta terbaik bersaing dengan Bank Central Asia (BCA). Pada waktu itu, biografi Mochtar Riady dipilih memimpin Bank BCA, yang mana mampu dinaikan layaknya Bank Panin.
Liem Sioe Liong sangat mempercayai Mochtar Riady. Sampai dia diberikan saham senilai 17,5 % atau senilai Rp.12,8 miliar. Berkat Riady asetnya menembus angka Rp.5 triliun pada 1990. Dia pun diajak Haji Hasyim menggarap Bank Perniagaan.
Dia berhasil kembali bahkan menaikan 1.500 persen asetnya setelah dibeli. Percaya diri akan kemampuan sendiri, jadilah dirinya Mochtar Riady, memilih membangun bisnis sendiri melalui Lippo Group.
Biografi Mochtar Riady menikahi seorang wanita Jember tahun 1951, Suryawati Lidya yang memberi empat orang anak. Dan, dua putranya dikenal sudah mengikuti jejaknya menjadi pebisnis dan sukses besar.
Kedua orang tua Riady adalah perantau asal Fujian dan tiba di Malang pada tahun 1918. Ia dikenal dengan sifatnya yang keras. Terlihat ketika ia harus ditangkap pemerintah Belanda, karena menolak Negara Indonesia Timur.
Riady memang menyenangi dunia bankir sampai bercita- cita. Padahal usia pria Malang, kelahiran 12 Mei 1929, sudah ingin menjadi bankir sejak usianya 10 tahun. Dia ingat betul ketika berjalan melewati Nederlandsche Handels Bank (NHB).
Ia terkagum melihat orang bank berpakaian perlente dan sibuk. Riady adalah anak pedagang batik. Di 1947, dia ditangkap Belanda dan dibuang ke Nanking, China. Dia malahan beruntung karena dapat masuk kuliah filosofi di University of Nanking.
Riady pergi ke Hong Kong hingga tahun 1950 dan kembali ke Indonesia. Dia masih ingin menjadi seorang bankir. Tetapi ayahnya tidak setuju, karena berpikir bahwa bankir merupakan pekerjaan orang kaya.
Ayahnya sadar bahwa keluarga mereka sangat miskin. Riady dipasrahi toko kelontong mertua selepas menikah. Ia membuktikan dirinya. Dalam tiga tahunnya mampu menaikan omzet. Bahkan kemudian dia mampu membuat tokonya terbesar di Jember.
Namun cita- citanya masih ingin menjadi bankir, dan berangkatlah Riady ke Jakarta, tepatnya 1954 dan tidak langsung menjadi bankir. Riady sadar mengenai prinsip menanam. Bahwa tanaman ditanam dalam pot dan ditaman rumah beda tingginya.
Riady memahami konsep koneksi membangun jaringan. Tanaman harus ditanam di lahan yang luas bersama tanaman lain. Maka Riady membangun jaringan lewat bekerja. Pekerjaan biasa Riady menjadi pegawai sebuah CV di Jalan Hayam Muruk selama enam bulan.
Bisnisnya itu berpusat di Hong Kong, dan dikendalikan langsung oleh sang putra, Stephen Riady. Bank Lippo merupakan bank swasta terbesar ke- 9 di Indonesia berdasarkan jumlah asetnya. Bank yang distabilkan pada 1948, dan dikendalikan langsung oleh Mochtar Riady dibawah bendera Lippo Group.
Pemerintah pernah menjual asetnya di bank tersebut guna menutupi defisit keuangan. Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan kebijakan bail- out ketika krisis ekonomi di Asia, mengganti nilai sekitar Rp.450 miliar. Swissasia Global membeli 52,1 persen saham milik Bank Lippo pada Februari 2004.
Mereka membelinya dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dimana nilainya di sekitar angka $140 juta. BPPN mengambil alih Lippo dari keluarga Riady setelah menggelontorkan dana penyelamatan di 1999.
Keluarga Riady masih lah memegang saham Lippo, tapi hanya mendapatkan saham minoritas. Meski saham minoritas, keluarga Riady memegang kendali keputusan di Lippo. Salah satu bisnisnya, mall Matahari pusat perbelanjaan terbesar yang memiliki cabang di penjuru Indonesia.
Pusat perbelanjaan ini memiliki 116 gedung, dan fokus pada penjualan aneka fasion. CVC membeli saham Matahari senilai 80% di April 2010, atau senilai $770 juta dari keluarga Riady masih menjadi pemilik semua saham.
Bisnis lainya yaitu Lippo Karawaci, melalui PT. Lippo Karawaci Tbk. memiliki visi membangun kota satelit yang hijau dan layanan kelas satu. Satu dekade lebih, perusahaan ini telah sukses membangun namanya sebagai pengembang terbaik dengan merek yang mudah dikenal.
Melalui merjer delapan perusahaan sejenis tahun 2004. Ini membuat perusahaan memiliki visi lebih yaitu pengembangan kehidupan urban, retailer, hotel dan kenyamanan. Lippo Karawaci menjadi ikon properti terbesar dengan kapitalisasi besar, aset dan pendapatan tinggi, serta pengembangan unik dan terintegrasi.
Kedua putranya, James Riady adalah CEO untuk operasi perusahaannya di Indonesia. Sementara itu, Stephen Riady adalah CEO untuk operasi di Asia, khususnya di Hong Kong. Dengan segala macam bisnisnya, Mochtar Riady memiliki $2,2 miliar atau setara Rp.20, 9 triliun.
Itulah kisah pengusaha bangkir jenius asal Indonesia.
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.