BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada awalnya struktur ilmu balaghah belumlah lengkap
seperti yang kita kenal sekarang. Setelah mengalami berbagai fase perkembangan
dan penyempurnaan akhirnya disepakati bahwa ilmu ini membahas tiga kajian
utama, yaitu ilmu bayan, ma’ani dan badi’. Dalam hal ini
pemakalah lebih menjelaskan ilmu ma’ani khususnya tentang kalam ijaz, karena
ilmu tersebutlah yang menjadi fokus kami di
tengah semester sekarang ini.
seperti yang kita kenal sekarang. Setelah mengalami berbagai fase perkembangan
dan penyempurnaan akhirnya disepakati bahwa ilmu ini membahas tiga kajian
utama, yaitu ilmu bayan, ma’ani dan badi’. Dalam hal ini
pemakalah lebih menjelaskan ilmu ma’ani khususnya tentang kalam ijaz, karena
ilmu tersebutlah yang menjadi fokus kami di
tengah semester sekarang ini.
Adapun fokus kajian kalam ijaz adalah membahas bagaimana
kita mengungkapkan sesuatu ide fikiran atau perasaan ke dalam bahasa yang
sesuai dengan konteksnya, dengan urgensinya untuk menjaga dari kesalahan makna
dalam suatu pembicaraan serta Menyampaikan tujuan yang dikehendaki dengan suatu
ungkapan yang kurang, serta ungkapan itu sudah menepati pada tujuan. Adapun ilmu
ini disusun salah satunya adalah untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan
susunan bahasa Alquran dan segi kemukjizatannya dan juga disusun setelah muncul
dan berkembangnya ilmu nahwu dan sharaf.
kita mengungkapkan sesuatu ide fikiran atau perasaan ke dalam bahasa yang
sesuai dengan konteksnya, dengan urgensinya untuk menjaga dari kesalahan makna
dalam suatu pembicaraan serta Menyampaikan tujuan yang dikehendaki dengan suatu
ungkapan yang kurang, serta ungkapan itu sudah menepati pada tujuan. Adapun ilmu
ini disusun salah satunya adalah untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan
susunan bahasa Alquran dan segi kemukjizatannya dan juga disusun setelah muncul
dan berkembangnya ilmu nahwu dan sharaf.
Seiring berjalannya waktu, banyak perkembangan yang
pesat terhadap keilmuan ini serta faktor-faktor apa sajakah penyebab kalam ijaz. Dan itulah yang akan kami bahas dalam makalah
ini.
pesat terhadap keilmuan ini serta faktor-faktor apa sajakah penyebab kalam ijaz. Dan itulah yang akan kami bahas dalam makalah
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi
kalam ijaz dan klasifkasinya
Apa definisi
kalam ijaz dan klasifkasinya
2.
Faktor-faktor apa sajakah sebagai penyebab eksistensi kalam ijaz
Faktor-faktor apa sajakah sebagai penyebab eksistensi kalam ijaz
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan pembahasan
merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pembahasan dan penguraian pokok bahasan, sebab tujuan ini akan memberikan gambaran tentang arah atau
maksud yang menjadi fokus pokok pembahasan materi. Maka tujuan pokok bahasan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pembahasan dan penguraian pokok bahasan, sebab tujuan ini akan memberikan gambaran tentang arah atau
maksud yang menjadi fokus pokok pembahasan materi. Maka tujuan pokok bahasan
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian atau definisi serta
klasifikasi kalam ijaz
Untuk mengetahui pengertian atau definisi serta
klasifikasi kalam ijaz
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah penyebab
eksistensi kalam ijaz
Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah penyebab
eksistensi kalam ijaz
D.
KEGUNAAN DAN FUNGSI PEMBAHASAN
KEGUNAAN DAN FUNGSI PEMBAHASAN
Secara praktis
antara lain:
antara lain:
1.
Sebagai kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu balaghoh
Sebagai kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu balaghoh
2.
Diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi
siapa saja yang membaca makalah ini dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan
Diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi
siapa saja yang membaca makalah ini dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan
BAB II
TINJAUAN
TEORITIK KALAM IJAZ
TEORITIK KALAM IJAZ
A.
DEFINISI
KALAM IJAZ
DEFINISI
KALAM IJAZ
وبأقل منه إيجاز علم #
“Dan dengan menyedikitkan
ucapan/perkataan diketahui namanya itu
dengan sebutan Ijaz”
ucapan/perkataan diketahui namanya itu
dengan sebutan Ijaz”
Ijaz secara bahasa
adalah At-Taqrshiru yang berarti meringkas sedangkan secara bahasa dalah rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih
sedikit dari makna yang dikehendaki yakni singkat padat tanpa mengurangi maksudnya[1].
adalah At-Taqrshiru yang berarti meringkas sedangkan secara bahasa dalah rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih
sedikit dari makna yang dikehendaki yakni singkat padat tanpa mengurangi maksudnya[1].
Ijaz subtansinya merupakan salah satu cara untuk
menyatakan maksud dengan pernyataan yang kata-katanya kurang dari sebagaimana
mestinya, tetapi pernyataan itu cukup memenuhi maksud[2].
menyatakan maksud dengan pernyataan yang kata-katanya kurang dari sebagaimana
mestinya, tetapi pernyataan itu cukup memenuhi maksud[2].
B. KLASIFIKASI KALAM IJAZ
# وهو الى قصر وحذف ينقسم
“Dan ijaz itu terbagi pada qosor
dan hadzfu”
dan hadzfu”
Ijaz
itu adakalanya dengan Ibarot yang ringkas tapi mengandung arti yang luas, dan
ini merupakan Sasaran Ahli Sastra (Balaghoh) dan dengan inilah tingkatan
kemampuan mereka menjadi terpaut. Ijaz ini
disebut : Ijaz Qoshor[3].
itu adakalanya dengan Ibarot yang ringkas tapi mengandung arti yang luas, dan
ini merupakan Sasaran Ahli Sastra (Balaghoh) dan dengan inilah tingkatan
kemampuan mereka menjadi terpaut. Ijaz ini
disebut : Ijaz Qoshor[3].
Contoh :
وَلَكُمْ فِيْ القِصَاصِ حيَاةٌ
Maksudnya adalah bahwa jika manusia mengetahui, bahwa barang
siapa yang membunuh adalah harus dibunuh, yang demikian itu mengundang manusia
kepada peniadaan pembunuhan sebagian mereka kepada sebagian yang lain sehingga
yang demikian itu menjadi sebagai kehidupan bagi mereka yakni: menciptakan
keamanan, ketentraman dan kenyamanan dalam hidup[5].
siapa yang membunuh adalah harus dibunuh, yang demikian itu mengundang manusia
kepada peniadaan pembunuhan sebagian mereka kepada sebagian yang lain sehingga
yang demikian itu menjadi sebagai kehidupan bagi mereka yakni: menciptakan
keamanan, ketentraman dan kenyamanan dalam hidup[5].
Adakalanya membuang satu kalimat atau satu jumlah atau lebih
serta adanya qorinah yang menunjukkan lafadz yang terbuang[6]. Ijaz
ini disebut : Ijaz Hadzfu.
serta adanya qorinah yang menunjukkan lafadz yang terbuang[6]. Ijaz
ini disebut : Ijaz Hadzfu.
v Contoh membuang satu kalimah.
Membuang ahla (أهل) dalam ayat واسأل القرية (tanyakan kepada suatu desa) didalam rangkaian kalimah itu ada yang dibuang
yakni : أهل القرية (penduduk suatu desa), jadi lengkapnya adalah واسأل أهل القرية (tanyakan kepada penduduk suatu desa)
yakni : أهل القرية (penduduk suatu desa), jadi lengkapnya adalah واسأل أهل القرية (tanyakan kepada penduduk suatu desa)
Membuang la
(لا) dalam perkataan Umruul Qois
(لا) dalam perkataan Umruul Qois
فَقُلْتُ يَمِيْنَ اللهِ أَبْرَحُ قَاعِدًا وَلَوْ قَطَّعُوْ رَأْسِيْ لَدَيْكِ
وَأَوْصَالِيْ
وَأَوْصَالِيْ
“Maka
saya mengatakan : “Demi Allah, Saya akan senantiasa duduk, walaupun mereka
memotong-motong kepalaku dan sendi-sendiku dihadapanmu”[7]
saya mengatakan : “Demi Allah, Saya akan senantiasa duduk, walaupun mereka
memotong-motong kepalaku dan sendi-sendiku dihadapanmu”[7]
Dalam contoh diatas kalau
dijelaskan adala lafadz yang dibuang لا taqdirannya
adalah أَبْرَح asalnya لا أَبْرَح
dijelaskan adala lafadz yang dibuang لا taqdirannya
adalah أَبْرَح asalnya لا أَبْرَح
Adapun dalam contoh lain:
أَيَّامٗا
مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ
أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ
فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ
إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
١٨٤
مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ
أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ
فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ
إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
١٨٤
“
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang
yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui”[8]
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang
yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui”[8]
Dalam ayat diatas taqdirannya adalah يُطِيقُونَهُۥ asalnya
يُطِيقُونَه لا
يُطِيقُونَه لا
v
Contoh membuang satu Jumlah :
Contoh membuang satu Jumlah :
وَإِن يُكَذِّبُوكَ فَقَدۡ
كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ٤
كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ٤
“Dan
jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan) maka sungguh telah didustakan
pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala
urusan”[9]
jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan) maka sungguh telah didustakan
pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala
urusan”[9]
Dalam ayat diatas taqdirannya adalah :
وَإِنْ يُكَذِّبُوْكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ
رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ أي فتأسّ واصبر
رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ أي فتأسّ واصبر
“Dan ketika mereka mendustakanmu, maka sungguh Para
Rosul sebelum kamu juga didustakan (Maka ta’atlah dan
sabarlah)”[10]
Rosul sebelum kamu juga didustakan (Maka ta’atlah dan
sabarlah)”[10]
v
Contoh membuang lebih dari
satu jumlah:
Contoh membuang lebih dari
satu jumlah:
فَأَرْسِلُوْنِ . يُوْسُفُ أيُّهَا
الصِّدِّيقُ”
الصِّدِّيقُ”
Pada ayat tersebut
membuang Jumlah :
membuang Jumlah :
أرْسِلُوْنِيْ إلَى يُوْسُفَ لأسْتَعْبِرَهُ
الرُّؤْيَا فَفَعَلُوْا فَأتَاهُ وَقَالَ لَهُ يُوْسُفُ
الرُّؤْيَا فَفَعَلُوْا فَأتَاهُ وَقَالَ لَهُ يُوْسُفُ
“Utuslah
aku kepada Yusuf, supaya aku meminta ta’bir mimpi itu. Lalu mereka mengerjakannya,
lalu pelayan itu mendatanginya dan berkata : “Hai Yusuf”[12]
aku kepada Yusuf, supaya aku meminta ta’bir mimpi itu. Lalu mereka mengerjakannya,
lalu pelayan itu mendatanginya dan berkata : “Hai Yusuf”[12]
C.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KALAM
IJAZ
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KALAM
IJAZ
Faktor penyebab adanya Ijaz adalah[13]
:
:
1.
Mempermudah hafalan.
Mempermudah hafalan.
Al-kholil
al-farohidi berkata kalam itu luas untuk dipaham dan diringkas supaya hafal.
Adapun hafal itu dapat melepaskan (meniadakan) kelalaian.
al-farohidi berkata kalam itu luas untuk dipaham dan diringkas supaya hafal.
Adapun hafal itu dapat melepaskan (meniadakan) kelalaian.
2.
Mempercepat pemahaman.
Mempercepat pemahaman.
Maksudnya adalah
mepercepat pemahaman kepada si sami’ atau pendengar. Sebagaimana perkataan كبرت (kamu besar). Sesungguhnya perkataan tersebut mengandung
beberapa bagian yaitu maksudnya tidak lain adalah العظم مني (lebih besar jika dibandingkan saya)
mepercepat pemahaman kepada si sami’ atau pendengar. Sebagaimana perkataan كبرت (kamu besar). Sesungguhnya perkataan tersebut mengandung
beberapa bagian yaitu maksudnya tidak lain adalah العظم مني (lebih besar jika dibandingkan saya)
3. Terbatasnya tempat.
Seperti
perkataan Pemburu rusa “RUSA/غزال” misalnya, pemburu mengatakan hal tersebut dengan singkat
karena terbatasnya tempat maupun waktu, hal ini disebabkan adanya istighol
(kesulitan/kerepotan). Dan sesungguhnya kesulitan penyebutan (secara lengkap)
misalnya “ada rusa di tempat itu” disebabkan luasnya tingkat kesusahan. Ya menurut
penulis mungkin saja ketika pemburu rusa bila berkata secara lengkap rusanya
keburu kabur, dan hal ini termasuk kategori (bab) tahdzir dan ighro’ dalam ilmu
nahwu
perkataan Pemburu rusa “RUSA/غزال” misalnya, pemburu mengatakan hal tersebut dengan singkat
karena terbatasnya tempat maupun waktu, hal ini disebabkan adanya istighol
(kesulitan/kerepotan). Dan sesungguhnya kesulitan penyebutan (secara lengkap)
misalnya “ada rusa di tempat itu” disebabkan luasnya tingkat kesusahan. Ya menurut
penulis mungkin saja ketika pemburu rusa bila berkata secara lengkap rusanya
keburu kabur, dan hal ini termasuk kategori (bab) tahdzir dan ighro’ dalam ilmu
nahwu
4.
Menyamarkan
Menyamarkan
Maksudnya
menyamarkan perkataan kepada selain mukhotob (orang yang diajak bicara) yaitu
dari orang yang ada di sekitarmu. Dan hal ini harus dengan adanya qorinah
terhadap penyebutannya. Misalnya orang yang berbicara (mutakallim) mengatakan “جاء“ (telah datang
dia) yang mutakallim maksud orang yang datang tersebut adalah kholid misalnya
sedangkan mukhotob sudah mengetahui dengan adanya qorinah bahwasannya kholid
itu sahabat dekat mutakallim. Dalam hal ini yang tahu hannya mutakallim dan
mukhotob bahwa yang datang adalah kholid
sebaliknya orang-orang yang ada disekitarmu (mutakallim dan mukhotob) tidak
mengetahui.
menyamarkan perkataan kepada selain mukhotob (orang yang diajak bicara) yaitu
dari orang yang ada di sekitarmu. Dan hal ini harus dengan adanya qorinah
terhadap penyebutannya. Misalnya orang yang berbicara (mutakallim) mengatakan “جاء“ (telah datang
dia) yang mutakallim maksud orang yang datang tersebut adalah kholid misalnya
sedangkan mukhotob sudah mengetahui dengan adanya qorinah bahwasannya kholid
itu sahabat dekat mutakallim. Dalam hal ini yang tahu hannya mutakallim dan
mukhotob bahwa yang datang adalah kholid
sebaliknya orang-orang yang ada disekitarmu (mutakallim dan mukhotob) tidak
mengetahui.
5.
Merasa bosan mengucapkan.
Merasa bosan mengucapkan.
Maksudnya
mutakallim merasa bosan memanjangkan kalimat perkataannya (ucapannya), karena
diperhitungkan terlalu panjang jikalau mengatakannya. Hal ini adakalanya kagum
(ta’ajjub) juga adakalanya menakut-nakuti (tahwil).[14]
mutakallim merasa bosan memanjangkan kalimat perkataannya (ucapannya), karena
diperhitungkan terlalu panjang jikalau mengatakannya. Hal ini adakalanya kagum
(ta’ajjub) juga adakalanya menakut-nakuti (tahwil).[14]
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dengan judul Kalam Ijaz
(Dalam Perspektif Ilmu Balaghoh) serta penguraian-penguraian yang penulis
lakaukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
(Dalam Perspektif Ilmu Balaghoh) serta penguraian-penguraian yang penulis
lakaukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ijaz secara bahasa adalah At-Taqrshiru yang
berarti meringkas sedangkan secara bahasa dalah
rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih sedikit dari makna yang
dikehendaki yakni singkat padat tanpa mengurangi maksudnya
Ijaz secara bahasa adalah At-Taqrshiru yang
berarti meringkas sedangkan secara bahasa dalah
rangkaian perkataan yang kandungan lafadznya lebih sedikit dari makna yang
dikehendaki yakni singkat padat tanpa mengurangi maksudnya
2.
Klasifikasi kalam ijaz ada dua
macam yaitu ijaz qosor dan ijaz hadzfu.
Klasifikasi kalam ijaz ada dua
macam yaitu ijaz qosor dan ijaz hadzfu.
3.
Faktor penyebab adanya Ijaz adalah :
Faktor penyebab adanya Ijaz adalah :
1.
Mempermudah hafalan.
Mempermudah hafalan.
2.
Mempercepat pemahaman
Mempercepat pemahaman
3.
Terbatasnya tempat
Terbatasnya tempat
4.
Menyamarkan
Menyamarkan
5.
Merasa bosan mengucapkan
Merasa bosan mengucapkan
[2] Pemahaman ini menurut asumsi pemakalah
sendiri setelah menelaah buku-buku penunjang yang berkaitan dengan makalah ini.
sendiri setelah menelaah buku-buku penunjang yang berkaitan dengan makalah ini.
[3] Ulumuddin Muhammad Yasin bin Isa
Al-Fadani, Husunus Shiyaghoh
(Rembang: ma’hadul ‘ulum As-Syar’iyah, 2007) h. 78. Lihat Qowa’idul lughot Al-‘arobiyah, h. 118
Al-Fadani, Husunus Shiyaghoh
(Rembang: ma’hadul ‘ulum As-Syar’iyah, 2007) h. 78. Lihat Qowa’idul lughot Al-‘arobiyah, h. 118
[6] Ulumuddin
Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadani, Husunus
Shiyaghoh) h. 79. Lihat Qowa’idul
lughot Al-‘arobiyah, h. 118
Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadani, Husunus
Shiyaghoh) h. 79. Lihat Qowa’idul
lughot Al-‘arobiyah, h. 118
[8] Surat al-Baqoroh Ayat 184

Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.