![]() |
Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Bandung Cibeunying menjelaskan APBN kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS University) di Bandung, (Selasa, 24/1) |
Demikian disampaikan Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Bandung Cibeunying Reko Anjariadi saat mengisi Seminar Economic Series #3rd yang digelar Fakultas Ekonomi Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS University) di Bandung, (Selasa, 24/1).
“Total penerimaan perpajakan pada 2023 ditargetkan mencapai Rp2.021,2 triliun. Jumlah ini merupakan sejarah baru bagi APBN kita karena merupakan yang pertama kalinya target penerimaan perpajakan menembus angka Rp2.000 triliun,” ungkap Reko.
Reko menyebutkan, penerimaan perpajakan terdiri dari 2 kelompok, yaitu penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan dan cukai yang ditargetkan mencapai Rp303,2 triliun. “Kebijakan penerimaan perpajakan tahun 2023 ini tumbuh 5% dari outlook APBN 2022,” ungkapnya.
Dengan total kontribusi sebesar itu, lanjut Reko, maka penerimaan pajak bagi negara sangatlah penting. Kebijakan APBN tahun 2023 diarahkan untuk optimalisasi pendapatan negara yang mendukung transformasi ekonomi dan upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dengan memastikan implementasi reformasi perpajakan berjalan efektif dalam rangka penguatan konsolidasi fiskal.
Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan peranan seluruh elemen masyarakat semua, termasuk generasi muda. Oleh karena itu, dalam paparannya, Reko yang mengambil tema “Peran Generasi Zillenial dalam Meningkatkan Kesadaran dan Kepatuhan Masyarakat terhadap Kebijakan Perpajakan di Indonesia” itu mahasiswa diajak mengenal alur penyusunan APBN hingga pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat, seperti untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan subsidi.
“Dengan besarnya peranan pajak bagi APBN kita, saya berharap, teman-teman jangan menjadi free rider, (yaitu orang yang) ikut menikmati fasilitas publik, tanpa mau berkontribusi melalui pembayaran pajak,” pungkasnya.
Belanja Pemerintah per 30 April 2023 Naik 2,9 Persen
Sementara itu, Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja belanja pemerintah hingga 30 April 2023 telah mencapai Rp765,8 triliun, naik 2,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Jumlah tersebut mencakup 25 persen dari target belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanjaga Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023.
“Pemerintah Pusat sudah mengeluarkan Rp522,7 triliun, Rp265 triliun adalah belanja non kementerian, berisi dari pos pembayaran subsidi, pensiun, dan pembayaran bunga utang,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (22/5/2023).
APBN April 2023 Surplus Rp234,7 Triliun
![]() |
Penerimaan Pajak April 2023 |
Penerimaan Pajak per April 2023 Naik 21 Persen
Penerimaan negara yang bersumber dari pajak telah mencapai Rp688,15 triliun hingga April 2023 atau 40,05 persen dari target APBN 2023. Jumlah ini meningkat sebesar 21,3 persen secara tahunan.
Sri Mulyani menyampaikan perolehan itu didorong Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang mencapai Rp239,98 triliun atau 32,30 persen dari target 2023.
Pada periode yang sama, realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) beserta pajak lainnya telah mencapai Rp4,92 triliun atau melesat 102,62 persen dibandingkan tahun lalu. Jumlah ini juga setara dengan 12,30 persen dari target APBN 2023.
Secara keseluruhan, penerimaan pajak sampai dengan April 2023 masih mencatatkan kinerja positif. Kendati demikian, perolehan ini melambat jika dibandingkan tahun sebelumnya.
