AKTIVA TETAP
Pengertian Aktiva Tetap
Menurut PSAK (2004) pengertian aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Jenis-jenis Aktiva Tetap
Menurut S. Munawir (2007) jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:
-
Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parker dan lain sebagainya.
-
Bangunan, merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.
-
Mesin.
-
Inventaris, atau barang-barang yang menunjang produksi.
-
Kendaran merupakan fasilitas yang digunakan untuk transportasi perusahaan.
-
Perlengkapan atau alat-alat lainnya, mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan operasional seperti furniture kantor, mesin pabrik, dan lain sebagainya.
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Nilai aktiva tetap akan menjadi berkurang karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut sehingga dalam akuntansi dikenal dengan penyusutan aktiva tetap. Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian harga perolehan dari suatu aktiva tetap karena adanya penurunan nilai aktiva tetap tersebut.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Penyusutan
-
Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Jumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap hingga siap digunakan.
-
Nilai Buku (Book Value)
Harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
-
Nilai Residu (Salvage Value)
Taksiran nilai apabila aktiva tersebut dijual. Ada juga aktiva yang tidak memiliki nilai residu.
-
Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Periode penggunaan aktiva secara ekonomis.
Metode Penyusutan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keausan aktiva untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai. Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap.
1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)
3. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Metode penyusutan yang sering digunakan adalah metode garis lurus dan saldo menurun.
METODE GARIS LURUS (STRAIGHT LINE METHOD)
Ciri-ciri :
-
beban penyusutan per tahunnya sama, sehingga mudah digunakan dan diaplikasikan
-
dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor
Rumus :
Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu
Umur ekonomis
Contoh :
Perusahaan membeli komputer pada tanggal 5 Januari 2017 dengan harga Rp 20.000.000,- dan ditaksir memiliki umur ekonomis hingga 10 tahun. Mesin tersebut diperkirakan bisa dijual pada akhir umur ekonomis dengan harga Rp 2.000.000,-. Hitunglah beban penyusutan
Penyelesaian:
D = (Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000)/10 = Rp 1.800.000
METODE SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE METHOD)
METODE SALDO MENURUN GANDA (DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD)
Ciri-ciri :
-
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.
-
Beban penyusutan besar di awal, dengan asumsi mesin bekerja optimal , semakin lama menurun.
-
Kekurangannya perhitungan lebih rumit dan sulit diaplikasikan
-
Pada perhitungan penyusutan, tidak menyertakan nilai residu
Rumus :
Depresiasi = [(100% : umur ekonomis) x 2] x Nilai Buku
Atau
Depresiasi = Nilai Buku / umur ekonomis x 2
Contoh :
Perusahaan membeli komputer pada tanggal 5 Januari 2017 dengan harga Rp 20.000.000,- dan ditaksir memiliki umur ekonomis hingga 10 tahun. Mesin tersebut diperkirakan bisa dijual pada akhir umur ekonomis dengan harga Rp 2.000.000,-. Hitunglah beban penyusutan
Penyelesaian:
Depresiasi = [(100% : umur ekonomis) x 2] x Nilai buku
Depresiasi tahun 2017 = [(100% : 10) x 2] x 20.000.000
= 20% x 20.000.000
= 4.000.000
Depresiasi tahun 2018 = 20% x (20.000.000 – 4.000.000)
= 3.200.000
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGIT METHOD)
Ciri-ciri :
-
Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri, contohnya mesin.
-
Dalam pelaporan pajak, metode ini tidak bisa digunakan, sehingga jarang digunakan.
Rumus :
Pembilang = angka tahun, dari tahun terbesar ke terkecil
Penyebut = jumlah angka tahun
Depresiasi = angka tahun x (Harga Perolehan – Nilai Residu)
Jumlah angka tahun
Contoh :
Perusahaan membeli komputer pada tanggal 5 Januari 2017 dengan harga Rp 10.000.000,- dan ditaksir memiliki umur ekonomis hingga 5 tahun. Mesin tersebut diperkirakan bisa dijual pada akhir umur ekonomis dengan harga Rp 1.000.000,-. Hitunglah beban penyusutan
Penyelesaian:
Pembilang = penyusutan tahun 2017 = 5
Penyebut = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15
Depresiasi tahun 2017 = 5/15 x (10.000.000 – 1.000.000)
= 3.000.000
Depresiasi tahun 2018 = 4/15 x (10.000.000 – 1.000.000)
= 2.400.000
METODE SATUAN JAM KERJA (SERVICE HOURS METHOD)
Ciri-ciri :
-
Penyusutan disebabkan masa pakai, yaitu berapa jam lamanya aset digunakan, contohnya mesin produksi
-
Penyusutan ini pada prakteknya seeringkali diabaikan atau jarang sekali digunakan karena alasan perpajakan
Rumus :
Tarif penyusutan / jam = Harga Perolehan – Nilai Residu
Jumlah jam kerja selama umur ekonomis
Depresiasi = Tarif x jumlah jam kerja tahun berjalan
Contoh :
Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat pembelian sebesar Rp 10.000.000,00
Oleh ahli diperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam dengan prediksi rentangan waktu penggunaan sebagai berikut :
Setelah berproduksi selama 10.000 jam, mesin tersebut diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp. 500.000,00
# Pertama kita hitung dulu tarif penyusutan mesin perjam
Rp 10.000.000 – Rp 500.000
10.000
Tarif Penyusutan = 950
Ok, jika tarif penyusutan aset tetapnya sudah diketahui, kita selanjutnya bisa membuat tabel penyusutannya sebagai berikut:
METODE SATUAN HASIL PRODUKSI (PRODUCTIVE OUTPUT METHOD)
Ciri-ciri :
-
Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang sebenarnya.
-
menggunakan hasil produksi sebagai dasar acuan
-
diperlakukan sebagai beban variable sesuai dengan unit output yang dihasilkan
-
depresiasi berdasarkan faktor penggunaan
-
Idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi
-
Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.
Rumus :
Tarif Penyusutan/Unit : (Harga Perolehan – Nilai Sisa) / Taksiran Jumlah Produksi
Penyusutan : Produksi 1 tahun X Tarif Penyusutan/Unit
Contoh
PT Foraz pada bulan januari 2014 membeli Sebuah mesin pabrik dengan harga perolehannya senilai Rp 125.000.000,00,- dan diprediksi memiliki masa manfaat hingga 5 tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp 5.000.000,00,-
Diperkirakan mesin tersebut bisa berproduksi dan menghasilkan jumlah unit sebagai berikut:
-
Tahun Ke-1 = 15.000 unit
-
Tahun Ke-2 = 13.500 unit
-
Tahun Ke-3 = 12.000 unit
-
Tahun Ke-4 = 11.500 unit
-
Tahun Ke-5 = 8.000 unit
Pertama hitung taksiran jumlah produksi :
Tarif penyusutan sudah kita ketahui, kita bisa susun tabel penyusutan pertahunnya:
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.