Bagaimana Bermuamalah dan Bergaul Dengan Baik
PEMBUKAAN
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kita untuk mengikuti manhaj yang hak ini, manhaj yang mengajarkan kepada kita untuk beragama sesuai dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلام dengan segala cakupannya, baik itu aqidah, ibadah, akhlak, adab dan yang lainnya.
Oleh karena itu wajib bagi kita mensyukuri kenikmatan yang besar ini, kenikmatan yang akan menjadi sebab kebahagian seseorang di kehidupan dunia dan di akhiratnya.
Saudaraku yang semoga dirahmati Allah, ketahuilah bahwa agama kita sangat memberikan perhatian dalam masalah akhlak, bahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلام diutus untuk menyempurnakan akhlak. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Ahmad, al-Bukhari dan al-Hakim dishahihkannya serta di sepakati al-Imam adz-Dzahabi, dan di shahihkan oleh syaikh al-Albani).
Sudah seyogya kita untuk memperhatikan hal ini. Dan berusaha untuk berakhlak yang baik sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita. Berakhlak yang baik disamping hal ini merupakan perintah Allah dan Rasul Nya, akhlak yang baik juga akan menjadi sebab seseorang mendapatkan kebaikkan. Bahkan lebih dari itu, akhlak dan muamalah yang baik akan menjadi sebab kebaikkan untuk dakwah, untuk komunitas salafiyyin disebuah daerah bahkan untuk salafiyyin dinegeri ini. Dan sebaliknya ketika seseorang yang sudah mengenal sunnah, namun kurang memperhatikan bagaimana berakhlak dan bermuamalah yang baik menjadi sebab kejelekkan untuk dirinya bahkan berimbas kepada dakwah dan komunitas salafiyyin disebuah daerah.
Dilatarbelakangi hal tersebutlah maka kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan sederhana terkait dengan masalah akhlak atau hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam bermuamalah dengan harapan bermanfaat untuk diri kami sendiri dan juga untuk teman-teman salafiyyin. (Abdullah al Jakarty)
Lalu apa itu akhlak?
Akhlak adalah gambaran bathin seseorang, yaitu jiwa dan sifatnya. Dan akhlak pada diri seseorang terkadang merupakan tabiatnya, yaitu Allah menciptakan dengan tabiat seperti itu, pemberani misalnya. Dan terkadang hasil dari kesungguhan dan latihan. Yaitu seseorang senantiasa berusaha untuk bersikap lemah lembut misalnya akhirnya itu menjadi sikap dan akhlaknya.
Keutamaan Akhlak:
Akhlak yang baik mempunyai keutamaan yang sangat banyak, diantaranya akan disebutkan dibawah ini:
1. Bentuk dari mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya
Seseorang yang senantiasa berusaha berakhlak yang baik maka dia sedang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. adakah kebahagian yang lebih besar daripada seorang hamba yang diberikan taufiq untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah Subhaanahu wataaala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah Engkau Pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (al-A’raaf:199)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani)
2. Akhlak yang baik adalah amalan yang berat timbangannya
Tentang hal ini ada sebuah hadits dimana
▫Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ شَىْءٍ أَثْقَلُ فِى الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada amalan seorang hamba yang beriman yang lebih berat timbangannya di hari kiamat dari akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani)
3. Berakhlak baik diantara sebab yang terbesar Allah memasukkan seorang hamba kedalam surga.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah di tanya tentang apa yang menjadi sebab kebanyakan orang masuk surga?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُق
ِ
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh al-Albani) (Abdullah al Jakarty)
Bentuk-bentuk akhlak yang baik.
Setelah kita mengetahui sebagian keutamaan berakhlak yang baik, maka kita perlu mengetahui macam-macam akhlak yang baik. Akhlak yang baik macamnya sangatlah banyak, diantaranya apa yang disebutkan oleh Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah. Dimana beliau asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berkata: akhlak yang seorang muslim harus berhias dengannya
- Jujur
- Amanah
- Menjaga Kehormatan
- Malu
- Berani
- Dermawan
- Menepati Janji
- Menjauhkan diri dari setiap yang diharamkan Allah
- Berbuat baik kepada tetangga
Membantu orang yang membutuhkan bantuan sesuai kemampuan.
Dan yang lainnya dari akhlak yang tunjukkan didalam al-Quran dan as-Sunnah. (Durusul Muhimmah asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baaz hlm. 18) (abdullah al Jakarty)
Sebab-Sebab Mendapatkan Akhlak yang Baik.
Saudaraku yang semoga dirahmati Allah, berikut ini diantara hal yang menjadi sebab agar kita mendapatkan akhlak yang baik.
1. Ikhlas
Keikhlasan seseorang dalam beramal memberikan dampak yang besar terhadap baiknya akhlak. Karena tidaklah dia berbuat kecuali hanya mencari dan mengharap ridha Allah semata sehingga memunculkan akhlak yang baik.
2. Ilmu
Ilmu syari menjadi sebab seseorang berakhlak yang baik. Karena dengan ilmu dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana kebaikkan dan mana kejelekkan, mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang jelek.
3. Meneladani Nabi shallallahu alaihi wasallam
Tentang hal ini Allah Subhaanahu wataaala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (al-Ahdzab:21)
4. Bergaul dengan orang shalih
Diantara sebab seseorang bisa berakhlak yang baik adalah bergaul dengan orang-orang shalih yang mereka mempunyai akhlak yang baik.
5. Berdoa
Allah yang memberikan akhlak yang baik kepada siapa yang Allah khendaki oleh karena itu marilah kita berdoa kepada Allah meminta akhlak yang baik.
Allah Subhaanahu wataaala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Ghaafir :60).
Diantara doa yang di ajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اللَّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
”Ya Allah tunjukilah aku kepada akhlak yang paling baik karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkanku padanya kecuali Engkau, dan palingkanlah aku dari kejelekkan akhlak karena tidak ada yang memalingkannya kecuali Engkau. (HR. Muslim)
Beberapa Hal yang Penting Diperhatikan dalam Pergaulan
Banyak masalah yang timbul dikarenakan seseorang tidak atau kurang perduli bagaimana seseorang bermuamalah atau bergaul dengan baik.
Baik masalah itu kembalinya kepada diri orang tersebut atau kembalinya kepada komunitas atau dakwah salafiyah disebuah tempat. Oleh karena itu sudah seyogya seorang salafy memperhatikan masalah ini. Bagaimana dia berakhlak, bergaul dan bermuamalah yang baik kepada sesama atau masyarakat sekitar.
Saudaraku yang semoga dirahmati Allah, berikut ini hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam bermuamalah.
Pertama: Menghormati Orang Lain.
Menghormati orang dan menempatkan seseorang sesuai dengan kedudukannya di antara hal yang penting untuk diperhatikan dalam pergaulan. Karena dengan hal ini orang akan merasa terhargai sehingga terjalin hubungan baik antara kita dengannya. Lebih dari itu karena agama islam mengajarkan kita untuk berbuat yang demikian.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Apabila datang kepada kalian seorang pembesar kaum muliakanlah dia. (HR. Ibnu Majah dan dihasan oleh Syaikh al-Albani di Shahih Ibnu Majah no. 2991)
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Bukanlah termasuk petunjuk kami (adab kami) orang yang tidak menghormati orang tua dan menyayangi anak kecil.” (HR. Ahmad, al-Hakim dan dihasankan oleh syaikh al-Albani di Shahih al-Jami’ no. 5443).
Kita hormati orang yang memang berhak untuk dihormati. Sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara komunitas salafiyyin atau antara pondok disuatu tempat dengan masyarakat sekitar.
Sikap rifq harus ada dalam bermuamalah atau bergaul dengan sesama, dengan ini akan tercipta hubungan yang baik antar sesama.
Tentang hal ini Allah Subhaanahu wataaala berfirman,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka oleh sebab rahmat dari Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau menjadi bersikap keras dan berhati kasar sungguh tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu.“ (Ali Imran: 159)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu pasti menghiasinya, dan jika tidak ada pada sesuatu pasti menjelekkannya. (HR. Muslim no. 2594)
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah: Padanya (di dalam hadits ed) terdapat anjuran agar seseorang bersikap lemah lembut dalam setiap urusannya, lemah lembut dalam muamalah (bergaul) dengan istrinya, dalam muamalah dengan saudara-saudaranya, dalam muamalah dengan teman-temannya dan di dalam muamalah dengan keumuman manusia, sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan mencintai lemah lembut. (Syarh Riyadhus Shalihin: 3/578).
Ketika sikap rifq (lemah kembut) yang kita kedepankan dalam bermuamalah dan bergaul dengan masyarakat maka akan memberikan pengaruh dan kebaikkan yang besar. Sebaliknya ketika hal ini tidak diindahkan, justru sikap kaku dan kasar yang kita perlihatkan maka akan menimbulkan masalah untuk diri kita dan komunitas kita ditempat tersebut. (Abdullah al Jakarty)
Menjaga perasaan orang perkara yang dituntut dalam pergaulan, dengan hal ini dia akan menjadi orang yang disenangi dalam pergaulannya. Berbeda dengan orang yang tidak berusaha menjaga perasaan orang, sembarangan dalam bersikap dan berbicara atau bahkan sengaja menyakiti perasaan orang lain.
Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى ههُنَا يُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh dia mendzalimi saudaranya, menghinanya, mendustakannya dan meremehkannya. Takwa itu ada di sini -sambil menunjuk ke dadanya tiga kali-. Cukuplah seseorang dikatakan jahat ketika merendahkan saudaranya semuslim. (HR. Muslim no. 2564)
Maka di antara bentuk pergaulan yang baik menjaga perasaan orang dari hal-hal yang dapat menyakitinya. Jika perkara ini diperhatikan oleh setiap ikhwan dalam pergaulannya bahkan berusaha untuk melakukan hal yg disenangi oleh orang lain maka akan menimbulkan jalinan hubungan yang baik antar sesama ikhwan atau antara komunitas pondok dengan masyarakat sekitar.
Di antara petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam bermuamalah adalah jika bertemu dengan saudaranya berwajah ceria dan senyum. Hal ini sebaimana dalam sebuah hadits di mana
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلَقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah kalian meremehkan sesuatu kebaikkan walau dengan wajah berseri ketika berjumpa dengan saudaramu. (HR. Muslim no. 2626)
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah: Maka sudah seharusnya seseorang apabila dia bertemu dengan saudaranya dengan wajah yang berseri, berkata yang baik agar mendapat pahala, cinta, ulfah (kedekatan) dan menjauhi sikap takabur, merasa tinggi atas para hamba Allah. (Syarh Riyadhus Shalihin: 4/61).
Dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Harits bin Jaza, menjelaskan bahwa Rasulullah orang yang paling banyak tersenyum. Di mana beliau berkata: Aku tidak melihat seorang pun yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh syaikh al-Albani di dalam Shahih at-Tirmidzi no. 2880).
Tidak sedikit hubungan antara ikhwan dengan masyarakat kurang baik hanya karena sebagian ikhwan yang terlihat cemberut, atau terlihat garang tidak tersenyum ditambah lagi tidak menyapa ketika bertemu atau berpapasan. Sudah seyogyanya setiap kita memperhatikan hal ini.
Kelima: Menyebarkan salam.
Mungkin ada sebagian dari kita hanya mengucapkan salam kepada sesama ikhwan, namun tidak mengucapkan salam kepada orang yang dia temui dijalan, atau kepada tetangganya yang awam atau kepada masyarakat yang tinggal disekitar pondok atau kepada kaum muslimin secara umum. Tentu tindakan ini tidaklah tepat.
Dalam sebuah hadist dari Abdullah bin Amr berkata bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah, “perkara apakah yang dianggap kebaikkan dalam islam?”, beliau bersabda:
تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wahai saudaraku, seseorang yang menyebarkan salam dia sedang menjalankan perintah Allah adakah kebahagian yang lebih besar bagi seorang hamba dari mentaati Rabbnya. Disamping hal tersebut akan menimbulkan saling mencintai diantara kita.
Allah Ta’aala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (an-Nur:27).
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، وَلا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ، أَلا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ ، أَفْشُوا السَّلامَ بَيْنَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah kalian akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai, maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu apabila kalian lakukan akan saling mencintai? Menyebarkan salam diantara kalian. (HR. Muslim).
Wahai saudaraku, apa beratnya ketika engkau bertemu atau berpapasan dengan tetangga dari kalangan orang awam, atau melewati orang tua yang sedang duduk atau berdiri didepan rumahnya engkau mengucapkan salam, engkau jabat tanganya dan tanya keadaannya. Insya Allah hal ini akan terhitung sebagai amal kebaikkan untuk dirimu.
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
“Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian bersalaman kecuali diampuni dosa-dosanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits Hasan Gharib, dihasankan oleh Syaikh al-Albani di Shahih al Jami, no. 5777). (Abdullah al Jakarty)
Insya Allah bersambung
?? F A W A I D I L M I Y Y A H
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat mulai lah buat iklan gratis di Iklans.com dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.